YwjtQk14jqnfdRvk.jpg
Home

/

Blog

/

Curhat dari Juara

Dari Tiket Pulang Terakhir, Lahir Impian yang Tak Direncanakan

Di tengah riuh pandemi, ketika dunia seperti kehilangan warna dan harapan menjadi barang mahal, Ganis memegang erat satu tiket kereta, bukan tiket menuju masa depan, melainkan tiket pulang. Tiket terakhir, dibeli dengan uang terakhir. Dari Yogyakarta menuju Solo. Dari kegagalan mencoba buka warung susu, menuju pertemuan yang tak disangka akan mengubah jalan hidupnya: Annisa Bella. 

Kala itu, Ganis dan Bella belum menjadi suami-istri. Hanya sepasang kekasih yang dipertemukan oleh waktu, dan dikuatkan oleh keadaan. Bella baru saja resign dari pekerjaannya di Depok, dan pulang ke Solo dengan segenap harapan baru. Ia sudah mulai berjualan online skala kecil. Tapi keduanya belum tahu bahwa dari pertemuan sederhana di tengah krisis, benih besar sedang tumbuh pelan-pelan. 

“Awalnya cuma biar ada uang buat pacaran dan makan,” ujar Ganis, mengenang sambil tertawa pelan. Tapi hidup punya cara sendiri menguji siapa yang benar-benar mau bertahan. Mereka belajar dari nol. Jatuh, coba lagi. Jatuh lebih dalam, bangkit lebih keras. 

Ganis datang dengan bekal digital marketing yang ia pelajari sejak kuliah. Bella datang dengan insting produk dan keberanian menjual. Di antara pandemi dan ketidakpastian, mereka menyatukan dua hal yang paling mereka punya: nekat dan niat. Dari situ, satu usaha kecil pun lahir—tanpa rencana panjang, tapi dengan keyakinan yang besar. 

Dari Kemeja Batik ke Seribu Klik Sehari

Bisnis mereka bukan lagi soal ‘bisa jalan’, tapi soal bagaimana bisa tumbuh, bahkan di tengah persaingan. Mereka tak menjual produk ke kelompok usia, tapi membaca peta ekonomi: kapan panen sawit di Kalimantan, kapan masyarakat Sulawesi mulai belanja besar. Semua diatur rapi, ditarget cermat. Iklan bukan sekadar tayang, tapi menghantam tepat. 

Dengan logika itu, iklan disesuaikan. COD menjadi pilihan utama. Batik tak sekadar motif, tapi desain khas buatan sendiri. “Kalau bisa ditiru orang lain, itu justru bagus,” ujar Ganis. Karena semakin ditiru, semakin hemat biaya iklan. Dari 15 ribu per hari hingga 150 ribu per hari, perjalanan mereka di digital ads adalah bentuk kesabaran dan keberanian melawan algoritma dan jenuh pasar. 

Ketika Kiriman Tak Sampai, dan Modal Tersangkut 

Di balik layar order ribuan, ada cerita getir yang tak banyak orang tahu. Kiriman COD yang tak cair-cair. Saldo tertahan hingga Rp50 juta. Drama kurir. Paket hilang. Semua itu pernah menghampiri, hingga akhirnya mereka menemukan satu nama yang bisa diajak berjalan lebih jauh: KiriminAja. 

“Lewat KiriminAja, kami punya opsi. Mau pengiriman cepat atau murah. Mau pakai JNE untuk pelosok, atau alternatif lain untuk fleksibilitas. Dan yang paling penting: ada teman untuk bagi resiko,” kata Ganis. 

KiriminAja bukan sekadar platform agregator logistik, ia hadir seperti rekan seperjalanan yang memegang kendali di saat kita hampir kehilangan arah 

Di tengah kegaduhan kurir yang tak bertanggung jawab, saldo COD yang menggantung, dan puluhan juta rupiah yang hilang di jalan, KiriminAja datang bukan hanya dengan fitur, tapi dengan rasa: ketenangan dalam pelacakan, kepastian dalam pencairan, dan tangan yang sigap menolong saat pelaku usaha kecil nyaris tenggelam oleh beban operasional. 

Bagi mereka, KiriminAja bukan hanya solusi, tapi partner bisnis yang pas, yang diam-diam bekerja di belakang layar, agar mereka bisa terus melangkah, membangun, dan bermimpi. 

Lebih Punya Waktu, Tapi Tak Pernah Benar-Benar Istirahat

Ketika bisnis masih dirintis, tidur jam 3 pagi dan bangun jam 6 adalah rutinitas. Ketika bisnis mulai tumbuh, Ganis dan Bella justru mulai punya waktu dan uang lebih, dua hal yang jarang bisa datang bersamaan saat awal usaha. 

Dari berdua, kini mereka dibantu tim kecil. Rencana punya toko offline sudah disusun. Yang mereka butuhkan sekarang bukan sekadar modal, tapi komunitas, orang-orang yang percaya bisnis bukan melulu soal jualan, tapi perjuangan. 

Karena Bisnis, Nyatanya, Tak Pernah Sekadar Tentang Uang 

“Bisnis bukan sampingan. Harus total. Harus rela kehilangan waktu bersama keluarga dan teman. Tapi juga harus tahu kapan menyerah pada sistem dan menyerahkan sebagian beban kepada teknologi atau partner,” ucap Ganis. 

Dan karena itulah, cerita mereka bukan cuma tentang sepasang pengusaha muda dari Solo. Ini adalah cerita tentang resiliensi, tentang keberanian mulai dari nol, tentang tidak takut kalah, dan tentang keberuntungan yang datang saat kita sudah siap menyambutnya. 

Saksikan kisah lengkap mereka dalam suara dan sorot mata, bukan sekadar tayangan, tapi potongan nyata dari perjalanan membangun harapan. 

Tonton video selengkapnya di YouTube KiriminAja

Karena beberapa cerita… hanya bisa benar-benar terasa ketika didengar langsung dari yang menjalaninya. 

Pamungkas

Diposting 30 Juli 2025

Curhat dari Juara

#BantuMenujuLebihMaju

Mulai Kirim Paketmu Sekarang!

Jadikan pengalaman pengiriman paket lebih mudah dengan aplikasi KiriminAja.

Atau versi Web Dashboard

PT Selalu Siap Solusi

Jl. Palagan Tentara Pelajar No.77, Mudal, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Terdaftar di

sectigo

© 2020 - 2025 PT Selalu Siap Solusi

This site is protected by reCAPTCHA and the Google