Cross selling adalah strategi pemasaran yang membujuk calon pelanggan untuk membeli produk tambahan. Lawannya, up selling adalah teknik penjualan yang mendorong pelanggan untuk membelanjakan lebih banyak uang dengan membeli produk versi premium.
Praktik cross selling dan up selling adalah sesuatu yang sangat jamak dilakukan demi mendapatkan lonjakan penjualan signifikan.
Tentu saja, Anda masih bisa menemukan dan mempraktikkan banyak strategi pemasaran lain yang bisa dicoba. Hanya saja, cross selling dan up selling bisa disisipkan sebagai bagian dari berbagai praktik pemasaran itu.
Nah salah satu strategi pemasaran yang cukup anti-mainstream adalah dengan sold out. Kok bisa? Tandai dulu yuk, jadikan pengertian sold out dan strateginya ini sebagai referensi tambahan buat Anda.
KiriminAja di uraian ini akan membahas bagaimana cross selling bisa membantu bisnis Anda maju dan mendapatkan konsumen setia. Anda juga akan mendapat pemahaman bagaimana perbedaan upselling dan cross selling.
Selain itu, daftar juga di Dashboard KiriminAja supaya pengiriman paket banyak sekaligus jadi makin mudah dan menyenangkan, daftar sekarang ya!
Untuk memahami praktik cross selling serta up selling, mau tidak mau, Anda juga harus memahami perbedaan selling dan marketing. Sebab, dalam praktik cross selling, aktivitas selling dan marketing ini bisa saling tumpang tindih.
Anda sangat bisa melakukan praktik pemasaran dengan menjalankan strategi cross selling sebagai bahan campaign. Atau, bisa juga Anda melakukan pemasaran besar-besaran yang hanya fokus value produk premium.
Saat begitu, Anda berarti sedang melakukan praktik pemasaran dengan menjadikan up selling sebagai bahan kampanye.
Karenanya, untuk lebih memahami lebih detail, yuk, mari menjabarkan pengertian upselling dan cross selling serta konsep turunannya.
Secara sederhana dan singkat, cross selling adalah sebuah strategi pemasaran produk yang dilakukan dengan cara menambahkan barang lainnya.
Tentu, umumnya, barang yang ditambahkan tersebut memiliki hubungan dengan produk utama yang dijual.
Misalnya saja, ketika seseorang menjual kopi, maka ia bisa menambahkan creamer sebagai barang tambahan. Atau, seseorang yang menjual panci bisa menambahkan sendok sayur sebagai pelengkap, dan lainnya.
Dilihat dari segi harga, biasanya harga produk tambahan dalam cross selling cenderung lebih murah daripada barang utama. Atau, bisa saja, kapasitas produk cross selling dikurangi daripada produk yang dijual secara terpisah.
Hal ini dikarenakan tujuan utama dari strategi pemasaran ini adalah untuk menarik perhatian konsumen agar mereka membeli produk lain yang sifatnya komplementer. Dengan ketertarikan yang lebih tinggi, tentu tingkat konversi produk pada promosi akan cenderung meningkat.
Dengan pengertian di atas, strategi cross selling artinya bisa diterapkan dalam berbagai jenis praktik sales, baik untuk pemasaran secara online maupun secara offline.
Up selling adalah sebuah teknik pemasaran produk yang dilakukan dengan cara menawarkan barang lain dengan harga yang cenderung lebih tinggi.
Barang yang ditawarkan tersebut nantinya harus sejenis dengan barang yang sudah bisa menarik perhatian dari konsumen yang memandangnya.
Dari pengertian singkat tersebut, bisa dilihat jika tujuan dari up selling adalah guna menaikkan value penjualan. Cara yang digunakan adalah dengan menawarkan produk sejenis yang memiliki harga cenderung lebih mahal.
Perihal strategi pemasaran ini, sudah cukup banyak pebisnis yang menggunakan strategi up selling untuk mendongkrak pemasaran mereka.
Misalnya, ada seorang pebisnis yang menjual mesin cuci seharga 2 jutaan. Ia kemudian membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk lain yang sejenis sebagai contoh adalah tujuan dari praktik up selling.
Bisa dikatakan bahwa up selling dan cross selling merupakan strategi pemasaran yang sangat menarik untuk meningkatkan penjualan dan menunjang bisnis yang dijalankan. Namun, dari kedua strategi pemasaran ini, ada beberapa perbedaan yang perlu diketahui.
Dari perbedaan di antara keduanya, tentu nantinya Anda bisa membandingkan mana strategi pemasaran yang lebih tepat diaplikasikan.
Sehingga Anda bisa mendapatkan keuntungan lebih dari bisnis yang dimiliki. Beberapa perbedaan antara cross selling dan up selling diantaranya adalah sebagai berikut:
Karena menjual beberapa barang sekaligus dalam 1 transaksi, cross selling memungkinkan konsumen mendapat harga lebih hemat. Daya tarik inilah yang harus selalu digaungkan ke konsumen dengan berbagai praktik pemasaran.
Sebaliknya, up selling digunakan untuk menawarkan produk dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan produk yang diminati pelanggan.
Penggunaan produk lain dengan harga yang lebih tinggi tersebut nantinya bisa dijadikan alat untuk meningkatkan ketertarikan calon konsumen yang menjadi target marketing.
Dalam strategi up selling, produk yang ditawarkan harus merupakan produk yang sejenis tapi memiliki value lebih tinggi.
Strategi pemasaran up selling menuntut Anda bisa membuat konsumen mempertimbangkan dan membeli produk yang lebih mahal tapi punya value tinggi dibanding produk awal.
Sebaliknya, pada strategi cross selling, jenis produk yang bisa ditawarkan cenderung tidak terbatas. Produk yang ditawarkan tersebut bisa saja produk lain yang berbeda dari produk utama, asalkan masih ada hubungan dari keduanya.
Hal ini dikarenakan tujuan dari cross selling adalah complement. Artinya, produk yang satu dengan yang lainnya harus saling melengkapi meskipun berbeda.
Dari penjelasan konsep apa itu upselling dan cross selling, perbedaan yang paling mencolok adalah target konsumen.
Perbedaan terkait target konsumen ini sebenarnya bisa tergambar dari detail harga yang ditawarkan masing-masing strategi pemasaran tersebut.
Terkait target konsumen, strategi cross selling bisa dikatakan cenderung lebih leluasa. Artinya, Anda bisa menargetkan siapa saja untuk menjadi calon konsumen produk tersebut, terlebih dengan harga yang cenderung lebih terjangkau.
Sedangkan target konsumen up selling yang disarankan adalah mereka yang cenderung memiliki kondisi finansial yang bagus untuk membeli produk dengan harga yang lebih tinggi.
Tentu saja, perbedaan keduanya ini bisa menjadi bahan untuk melakukan analisis. Dengan proses analisis yang dilakukan, Anda bisa memutuskan target konsumen tertentu dan strategi pemasaran mana yang hendak Anda gunakan.
Menggunakan strategi pemasaran cross selling artinya Anda akan menjual lebih dari satu. Hal ini dikarenakan ada dua produk atau lebih yang dijual dengan cara bundling.
Di sisi lain untuk Anda yang menggunakan strategi up selling, maka anda menjual satu produk saja. Hal ini dikarenakan produk yang ditawarkan berbasis perbandingan dari produk lain.
Perbedaan jumlah barang yang dijual ini akan mempengaruhi bagaimana Anda menentukan manajemen gudang, pengiriman, dan hal lain terkait logistik.
Nah, beberapa hal di atas adalah perbedaan antara teknik pemasaran cross selling dan up selling. Tentu, keduanya bisa menjadi strategi pemasaran yang tepat untuk dilakukan guna menarik konsumen.
Hanya saja, terkait penerapan cross selling, up selling tersebut, Anda perlu melakukan riset terlebih dahulu. Cek produk yang hendak Anda pasarkan untuk memilih mana strategi yang cenderung lebih efektif.
Selain itu, pastikan Anda juga sudah memikirkan target market untuk promosi. Karena bagaimanapun, cross selling adalah strategi yang melibatkan sejumlah faktor. Selamat mencoba!
Ruth
Diposting 15 Oktober 2022
Ecommerce
Artikel Terkait
#BantuMenujuLebihMaju
Jadikan pengalaman pengiriman paket lebih mudah dengan aplikasi KiriminAja.
Atau versi Web Dashboard
PT Selalu Siap Solusi
Jl. Palagan Tentara Pelajar No.30 km.08, Karang Moko, Sariharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581
Produk
Lainnya
Perusahaan
© 2020 - 2024 PT Selalu Siap Solusi