Bagaimana Cara Konten Bisa Viral? KiriminAja Berikan Panduannya di Sini

Danusantoso
1 tahun lalu
Bisnis
Strategi-konten-viral

Dalam dunia digital marketing saat ini, menjadi viral adalah tujuan utama hampir semua konten bisnis dalam setiap industri.

Namun, jadi viral bukanlah sesuatu yang mudah diprediksi. Ada banyak alasan kenapa bisa begitu. Salah satu alasan paling masuk akal adalah dunia marketing digital mudah berubah dan algoritma media sosial selalu fluktuatif.

Dengan kondisi yang sangat dinamis tersebut, tentu saja, masih ada beberapa faktor, yang statis dan konsisten, untuk diprediksi saat memasukkan konten ke rimba digital marketing demi jadi viral.

Faktor perilaku dan psikologi manusia adalah 2 elemen yang bisa diprediksi serta dieksplorasi sedemikian rupa untuk membuat konten dilihat banyak orang.

KiriminAja, di uraian ini, mengajak Anda membahas 2 elemen penting dalam sebuah strategi membuat konten yang dilihat banyak orang.

Viralitas Memberi Efek Domino Tak Terkira Bagi Bisnis

Setiap hari, tak terhitung berapa banyak jumlah artikel, audio, video, dan blog baru diunggah ke internet. Sebagian besar konten itu tenggelam dalam rimba digital marketing.

Namun, beberapa konten menjadi viral: mereka meledak di website dan media sosial, menarik perhatian ratusan ribu (kadang jutaan) orang dalam waktu singkat.

Konten viral bisa bertahan dalam ingatan bersama publik selama beberapa hari, minggu, atau bahkan lebih lama.

Jadi, bagi Anda yang ingin menjangkau khalayak luas, entah untuk campaign bisnis atau personal branding,  pertanyaan tentang apa yang membuat konten menjadi viral online sangat penting.

Konten Viral Tidak Bisa Lepas dari Dorongan Psikologis

Konten yang terasa baru atau mengisi kekosongan informasi bisa memicu pelepasan dopamin di otak.

Lebih jauh lagi, konten yang menyentuh emosi dengan tepat (kegembiraan, kejutan, nostalgia, dll.) berpotensi viral.

Berikut ini penjelasan bagaimana dua efek psikologis di atas bisa memicu dorongan psikologis audiens yang kemudian memicu konten dibagikan terus-menerus hingga berujung viral:

Pencarian Kebaruan

Sebagai audiens, Anda pasti sudah lelah melihat ide-ide lama yang sama berulang kali. Itulah sebabnya hal-hal yang baru atau tidak biasa akan menarik perhatian Anda.

Formulasi tersebut sangat bisa diaplikasikan ke berbagai jenis format konten di berbagai jenis platform berbagi konten.

Otak kita dirancang untuk mencari dan tertarik dengan hal baru. Melihat sesuatu yang baru bisa memotivasi kita untuk menjelajahi ekosistem terkait.

Memenuhi Kesenjangan Informasi

Pada zaman banjir informasi saat ini, manusia sangat terobsesi dengan informasi. Baik sebagai produsen, distributor, atau konsumen akhir informasi itu.

Sisi lain yang mendukung sifat haus informasi itu adalah manusia punya minta tak terpuaskan pada dunia sekitarnya.

Itulah sebabnya, ketika feed media soial sedang ramai dengan kasus Dewi Persik dengan Ketua RT terkait korban di Idul Adha 2023, kita merasa harus mencari tahu serta memuaskan rasa kepo di diri.

Tentu saja, masih banyak hal yang perlu diidentifikasi lebih lanjut terkait dorongan psikologis audiens ini. Bahkan, para ilmuwan dan ahli psikologi belum sepenuhnya memahami bagaimana kerja rasa penasaran.

Akan tetapi, pemahaman umum sejauh ini adalah rasa penasaran merupakan gatal/dorongan yang terkesan sepele di diri manusia yang merasa harus terus dipuaskan.

Lebih spesifik lagi, menurut teori kesenjangan informasi George Loewenstein, kita sering bertindak untuk mengisi celah antara apa yang kita ketahui, dan apa yang ingin kita ketahui.

Kenapa Orang Berbagi Konten ke Orang Lain?

Salah satu elemen krusial dalam konten viral adalah disebarkan berkali-kali dalam berbagai jaringan dan lintas platform. Artinya, ada peran distributor konten yang dimiliki setiap orang setelah menjadi konsumen.

Meski sebuah konten menarik perhatian audiens (jadi konsumen konten), maka konten tersebut tetap perlu menyebar luas agar memiliki dampak viral.

Harus ada sejumlah alasan yang mendorong perubahan dari konsumen menjadi distributor informasi. Itulah sebabnya alasan kita berbagi konten sangat penting.  

Motivasi/dorongan audiens itu jugalah yang jadi alasan mengapa konten, biasanya, mengekplorasi emosi/psikologi tertentu demi bisa viral.

Berikut ini sejumlah motivasi/dorongan yang mendorong sebagian besar audiens untuk membagikan konten:

  • Terhubung dengan orang lain melalui minat yang sama
  • Mempromosikan produk yang dipercaya bermanfaat bagi orang lain
  • Bersosialisasi dengan teman di dunia nyata
  • Mempromosikan suatu tujuan yang baik
  • Berbagi emosi yang sama dengan orang lain
  • Memulai percakapan online
  • Meningkatkan reputasi di antara teman-teman
  • Terlibat dalam tren atau kejadian terkini (FOMO)
  • Menjadi orang pertama yang memberi tahu teman tentang tren fenomena tertentu
  • Membagikan sesuatu tentang diri mereka sendiri
  • Menunjukkan pengetahuan atau kemampuan diri sendiri

Bagaimana Cara Konten Memanfaatkan Psikologi Konsumen?

Salah satu teori penting yang mengidentifikasi bagaimana sebuah konten bisa memanfaatkan konsumen diberikan oleh Jonah Berger.

Nama Jonah Berger dalam membahas konten viral adalah rujukan penting dalam dunia digital marketing saat ini.

Alasannya, karena ia dianggap berhasil mengidentifikasi dan merumuskan apa saja yang perlu dimiliki sebuah konten agar viral.

Melalui penelitian dan buku babon yang dibuat, Jason Barget menyebutkan 6 alasan fundamental yang mempengaruhi suksesnya viralitas sebuah konten.

Enam alasan fundamental Jason Berger ini sering disingkat dan disebut dengan STEPPS yang merupakan akronim dari:

  • Social Currency
  • Triggers
  • Emotion
  • Public
  • Practical Value
  • Stories

Mari kita bahas satu per satu setiap elemen STEPSS Jason Barget:

Social Currency/Barter Sosial

Orang-orang membagikan konten demi membuat mereka tampak baik atau keren di depan orang lain.

Tidak peduli konten apa yang di-share, kita semua peduli tentang apa yang orang lain pikirkan tentang diri kita. Karena itu, konten harus memiliki elemen yang bisa membuat distributor konten terlihat positif di mata orang lain.

Triggers/Pemicu

Karena konten yang dapat menjadi viral akan menyebar ke masyarakat luas, maka konten tersebut harus mengandung informasi yang juga dikenal secara luas oleh masyarakat.

Informasi ini akan menjadi stimulus/dorongan/pemicu ingatan, psikologi, atau emosi pada penonton tergantung pada bagaimana mereka memandang informasi tersebut, baik sebagai hal yang positif maupun negatif.

Emotion/Emosi

Dorongan psikologi dari konten yang jadi pemicu tersebut di atas akan membuat orang cenderung membagikan hal-hal yang menggugah emosi. Pada umumnya, konten yang memicu emosi positif lebih banyak dibagikan dibanding dengan yang memicu emosi negatif.

Public/Visibilitas di Publik

Jika suatu konten sudah populer di satu jaringan/komunitas, maka kemungkinan besar konten itu akan dibagikan ke jaringan yang lebih luas.

Pada ujungnya nanti, publik luas menjadi konsumen sekaligus distributor konten tersebut.

Kabar baiknya, konten viral memicu orang merasa diterima/terlibat/diterima/menjadi bagian dari publik/komunitas. Dan, merasa diterima adalah kebutuhan psikologis setiap manusia.

Practical Value/Nilai Praktis

Salah satu elemen penting dari konten viral adalah adanya hal praktis dan berguna langsung dibagikan saat dibagikan. Bahasa lebih sederhana, konten receh berpotensi viral.

Itulah mengapa video receh “Yu Brik May Hat Brik May Hoff” dari Tessa Mariska viral. Ada nilai praktis dan berguna langsung, yaitu menghibur dan memancing tawa, yang hadir di konten tersebut.

Stories/Cerita

Konten haruslah dikemas dalam bentuk cerita atau narasi yang mudah diikuti, bahkan oleh orang yang bukan merupakan target bisnisnya. Dengan adanya elemen cerita, konten tersebut akan lebih menarik dan mudah diingat oleh penonton.

Selain 6 fundamental checklist di atas, Jason Berger juga menekankan bahwa konten viral punya 5 ciri umum, yaitu:

  • Mengejutkan
  • Menarik
  • Intens
  • Positif
  • Bisa Ditindaklanjuti dalam banyak bentuk.

Formula Krusial: Viralitas Benar-benar Tidak Bisa Diprediksi

Iya, viralitas tidak bisa diprediksi. Walaupun sudah menerapkan 6 checklist dari rujukan ahli konten viral sekalipun, konten Anda tidak menjamin akan viral.

Sekuat apapun elemen Jason Berger yang sudah Anda muat di sebuah konten, belum tentu konten itu akan jadi viral.

Apa yang bisa dilakukan hanya sekedar membuat potensi viral makin besar.

Artinya, dengan memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap viralitas, maka Anda dapat meningkatkan peluang menciptakan konten yang terasa relevan dan punya resonansi kuat dengan audiens.

Sehingga konten Anda itu bisa menyebar dengan luas dan cepat.

Berikut adalah beberapa checklist tambahan yang bisa Anda terapkan untuk menaikkan potensi konten jadi viral:

Lakukan riset

Sebelum membuat konten apa pun, luangkan waktu untuk meneliti audiens Anda. Riset, pahami, dan analisa karakteristik audiens Anda. Sehingga, membantu memastikan bahwa konten Anda relevan dan menarik di mata audiens.

Tetap Update dengan Tren di Industri Bisnis

Anda wajib riset topik apa saja yang lagi tren di industri Anda. Riset di media sosial, Google Trends, atau tetap up to date berita terbaru.

Kabar baiknya, ada banyak tools digital marketing, baik gratisan atau berbayar, yang bisa membantu Anda tetap update dan menyaring topik tren saat ini.

Kreatif dan Berkreasi

Jangan takut untuk bereksperimen dengan format dan gaya konten yang berbeda. Semakin kreatif Anda, semakin besar kemungkinan konten bisa menarik perhatian orang.

Promosikan Konten Anda

Setelah Anda membuat konten, jangan hanya duduk diam dan menunggu menjadi viral. Promosikan di media sosial, sebarkan ke berbagai jenis jaringan terkait, dan buat orang banyak melihat konten Anda.

Ingat, promosi konten bukan melulu tentang memasang iklan atau Ads. Anda bisa menjalankan promosi organik dan gratis juga.

Dorong Aktivitas Sharing dan Keterlibatan

Agar konten Anda jadi viral, orang perlu membagikannya. Karena itulah, Anda perlu mendorong audiens membagikan konten Anda.

Gunakan Call to Action (CTA) tertentu yang bisa membuat audiens tergerak untuk sharing dan terlibat.

Sebenarnya, CTA merupakan sesuatu yang simpel. Hanya saja, saat strategi marketing bisnis Anda tidak holistik, CTA jadi tidak optimal dan menyulitkan.

Karenanya, KiriminAja menyiapkan panduan strategis memahami bagaimana konten marketing bisa berpadu-padan dengan CTA relevan bagi konsumen.

Sabar dan Konsisten

Butuh waktu bagi sebuah konten menjadi viral. Jangan putus asa jika konten Anda tidak segera meledak. Teruslah menciptakan konten. Hingga pada akhirnya nanti, konten Anda akan menemukan audiens dan konsumennya sendiri.

Tidak ada formula ajaib untuk menjadi viral. Lebih spesifik lagi, jangan pernah berpikir membuat konten yang jadi viral. Berpikirlah membuat konten yang punya value bagi audiens Anda.

Kabar baiknya adalah ada banyak informasi, praktik, dan saran yang bisa membantu konten Anda sukses mencapai target dan mendapat bonus jadi viral.

Sehingga, mau tidak mau, Anda harus belajar mengatur strategi dan membuat konten dengan lapang dada, sering eksperimen, dan fokus memberikan nilai ke audiens Anda.

Lebih jauh lagi, daripada berusaha habis-habisan membuat konten viral, akan jauh lebih baik bila Anda membangun komunitas konsumen.

Sebab, Anda hanya perlu melakukan strategi dan tindakan yang serba terukur, terstruktur, dan lebih jelas. Hasil dari community building juga akan membantu produk Anda lebih laris dan mendukung konten Anda lebih mungkin disebar banyak orang.

Anda hanya perlu memahami audiens, berinteraksi dengan audiens, memberi value unik, memanfaatkan tren, dan tetap update pada isu/topik terkini di industri serta komunitas Anda.

Dengan mengembangkan semua elemen itu, Anda dapat, terus-menerus, mengembangkan komunitas konsumen yang kuat. Pada gilirannya nanti, komunitas konsumen itu akan meningkatkan potensi konten Anda menjadi viral.

Bagikan
Tweet
Undang

Related Posts

Tags
No tags.
Danusantoso
Blog Author
Call to action

Udah tenang, kirim paketmu dengan KiriminAja sekarang! #Bisnisjaditenang

Semua bisa mulai kirim paket tanpa ribet. Jadikan pengalaman pengiriman paket lebih mudah dengan KiriminAja.