Pernah nggak sih kamu merasa bingung, kenapa produk kompetitor bisa laku keras padahal harganya lebih mahal dari milikmu? Atau justru sebaliknya—produkmu nggak laku-laku padahal kamu sudah banting harga setengah mati? Nah, jangan buru-buru salahin kualitas produk atau tren pasar. Bisa jadi masalahnya bukan di produk, tapi di siapa yang kamu tuju dan bagaimana kamu menentukan harga untuk mereka.
Sebelum kita masuk lebih dalam, kalau kamu sedang menjalankan bisnis online atau baru mulai merintis, daftar di KiriminAja bisa jadi langkah cerdas. Platform ini nggak cuma bantu kamu urus pengiriman, tapi juga kasih kamu berbagai insight soal perilaku pembeli yang bisa kamu manfaatkan dalam strategi pemasaran. Yuk, langsung cobain!
Sekarang, mari kita bahas bagaimana memanfaatkan buyer persona menjadi strategi penetapan harga yang efektif. Karena percaya atau nggak, memahami siapa pelangganmu dan apa yang mereka butuhkan bisa mengubah caramu melihat angka—dan hasil akhirnya bisa bikin omzetmu naik signifikan.
Banyak pertanyaan bagaimana sih sebenarnya cara manfaatin buyer persona jadi sebuah strategi penetapan harga yang efektif? Nah di bawah ini adalah jawaban dari pertanyaan tersebut, yuk simak secara lengkap!
Kenali siapa saja persona yang kamu layani
Dalam dunia bisnis, kamu nggak cuma jual ke "orang banyak", tapi ke individu dengan karakter, kebiasaan, dan prioritas berbeda. Misalnya, kamu jual produk skincare. Ada pembeli yang rela bayar mahal asal kualitas premium, ada juga yang cari aman di harga menengah, dan satu lagi yang penting murah asal fungsi dasar terpenuhi.
Inilah kenapa mengenali buyer persona penting banget. Setiap persona ini bisa kamu kategorikan berdasarkan:
• Rentang usia dan pekerjaan
• Kemampuan ekonomi
• Kebiasaan belanja
• Alasan utama membeli produkmu (fungsional, emosional, gaya hidup). Simak alasan utama membeli produk di sini.
Dengan data ini, kamu bisa bikin tiered pricing alias model harga berjenjang yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli masing-masing persona. Contohnya:
• Paket Basic: Untuk mereka yang baru coba-coba (harga paling terjangkau)
• Paket Standard: Untuk pengguna reguler yang cari kenyamanan dan kualitas (harga menengah)
• Paket Premium: Untuk pelanggan loyal yang butuh keistimewaan (harga premium + benefit tambahan)
Berikan alasan kuat untuk setiap tingkatan harga
Setelah membagi persona, pastikan setiap level harga punya value proposition yang jelas. Jangan asal pasang harga tanpa menjelaskan kenapa produk A lebih mahal dari B. Ingat, harga itu komunikasi. Semakin jelas alasannya, semakin besar peluang closing-nya.
Fokus pada apa yang mereka anggap penting
Harga bukan cuma soal angka, tapi soal persepsi. Dan persepsi dibentuk oleh apa yang mereka anggap worth it. Ini alasan kenapa dua orang bisa menilai produk yang sama dengan cara yang berbeda.
Kalau persona kamu adalah profesional sibuk, mereka mungkin lebih menghargai efisiensi dan kenyamanan. Artinya, kamu harus mengomunikasikan keunggulan produkmu dalam menghemat waktu atau membuat hidup lebih praktis—bukan sekadar “diskon besar” atau “murah banget”.
Sebaliknya, kalau targetmu pelajar atau mahasiswa, mereka biasanya lebih peka terhadap harga. Di sini kamu bisa mainkan strategi seperti bundling, cashback, atau promo cicilan.
Gunakan bahasa mereka
Setiap buyer persona punya “bahasa” sendiri. Mulai dari kata-kata yang mereka gunakan, cara mereka menerima informasi, sampai platform tempat mereka paling sering aktif. Buyer persona kelas pekerja mungkin lebih banyak konsumsi konten di LinkedIn, sementara Gen Z lebih nyaman via TikTok atau Instagram Story.
Jadi, pastikan komunikasi soal harga dan penawaran dilakukan lewat channel yang mereka pakai, dan dengan gaya bahasa yang relate. Kamu bisa eksplor konten edukatif, review jujur, atau cerita di balik produk untuk memperkuat value yang kamu tawarkan.
Jangan samakan biaya marketing untuk semua target
Setiap buyer persona punya biaya akuisisi pelanggan (Customer Acquisition Cost/CAC) yang berbeda. Pelanggan yang mudah dipengaruhi oleh diskon mungkin bisa kamu dapatkan dengan strategi promosi berbiaya rendah. Tapi pelanggan yang butuh edukasi panjang dan retensi tinggi akan menuntut biaya lebih besar, dari konten marketing hingga after sales.
Nah, kenapa ini penting dalam penetapan harga?
Karena kamu perlu memastikan bahwa harga yang kamu tetapkan bisa menutup biaya akuisisi tersebut. Kalau kamu jual ke persona yang mahal akuisisinya, tapi marginnya tipis, ujung-ujungnya kamu bisa rugi.
Kalkulasi yang perlu kamu pertimbangkan:
• Biaya iklan (CPC, CPM, dll)
• Waktu dan biaya produksi konten untuk edukasi
• Diskon atau bonus untuk menarik perhatian awal
• Biaya support atau garansi (jika diperlukan)
Dengan data ini, kamu bisa menentukan apakah persona tersebut layak dijadikan prioritas penjualan atau tidak, dan di harga berapa kamu bisa tetap untung sambil memberi nilai maksimal buat mereka.
Strategi penetapan harga yang tepat nggak bisa dilepaskan dari pemahaman mendalam terhadap siapa pelangganmu sebenarnya. Memanfaatkan buyer persona menjadi strategi penetapan harga yang efektif bukan cuma soal “berapa ya enaknya jual produk ini?”, tapi soal “siapa yang akan beli ini, dan kenapa mereka mau bayar segitu?”.
Kalau kamu sudah bisa menjawab pertanyaan itu, maka angka di pricelist bukan lagi angka sembarang. Tapi angka yang bisa membawa kamu ke pertumbuhan bisnis yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Dan jangan lupa—di dunia bisnis yang bergerak cepat, punya partner yang bantu urusan logistik dan sekaligus kasih insight penting soal pelanggan itu emas banget. Daftar sekarang di KiriminAja dan rasakan bedanya!
Akhmad Ilham Cahyono
Diposting 25 April 2025
Bisnis
Artikel Terkait
#BantuMenujuLebihMaju
Jadikan pengalaman pengiriman paket lebih mudah dengan aplikasi KiriminAja.
Atau versi Web Dashboard
PT Selalu Siap Solusi
Jl. Palagan Tentara Pelajar No.77, Mudal, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
© 2020 - 2025 PT Selalu Siap Solusi
This site is protected by reCAPTCHA and the Google