Wawasan Seputar Ancaman TikTok Shop Bagi Industri Tekstil Indonesia

Digitalisasi yang makin menjadi-jadi saat ini telah memberikan pengaruh yang signifikan bagi ekonomi Indonesia. Efek signifikan tersebut bisa diartikan secara positif atau pun negatif.

Karena bagai pisau bermata dua, digitalisasi harus diikuti aturan yang sesuai dan kontekstual. Karena, efek negatif digitalisasi benar-benar dapat menimbulkan risiko besar bagi perekonomian dalam negeri.

Salah satu contoh efek digitalisasi adalah ramai-ramai fenomena yang terjadi di kalangan pedagang Pasar Tanah Abang saat ini.

Para pedagang produk fashion ini mengalami penurunan omzet rata-rata lebih yang lumayan besar. Meski telah memanfaatkan platform online untuk berjualan, mereka masih menghadapi kesulitan untuk meningkatkan omzet.

Para pedagang pasar Tanah Abang yang akrab dengan proses berjualan secara offline terlihat kalah saing dengan pelaku bisnis online. Para pebisnis online ini biasanya adalah mereka yang berbisnis dengan modal kecil dan berjalan sejak bertahun-tahun.

Fakta menariknya lagi, sebagian besar pebisnis online menjual produk impor atau bahkan tidak memiliki produk sendiri. Salah satu produk yang dijual bisnis online ada produk fashion.

Tentu saja, semakin meningkatnya pertumbuhan bisnis online produk fashion impor memberi efek ke bisnis tekstil dalam negri.

Kondisi tersebut disertai dengan sejumlah laporan bahwa pabrik tekstil lokal terpukul parah. Salah satu alasan penutupannya adalah karena ketidakmampuan bersaing. Plus, kondisi di dunia tekstil tersebut semakin memburuk dengan munculnya TikTok Shop.

Diringkas dari CNBC Indonesia, Redma Wirawasta, Ketua Umum Asosiasi Produsen Serta dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah.

Redma mengatakan bahwa tidak ada perbaikan kebijakan yang signifikan meskipun banyak pabrik tekstil yang tutup dan ratusan ribu pekerja terdampak. Iya, Redma mengkritik pemerintah atas kurangnya tindakan dan koordinasi, dengan impor ilegal dan online terus beroperasi tanpa kontrol.

Lalu, bagaimana? Apa yang bisa dilakukan bisnis online saat ini? Kami mengajak Anda membahas sebagian masalah dan wawasan terkait TikTok Shop yang dianggap berhubungan langsung dengan keruntuhan industri tekstil Indonesia.

Daftar Potensi dan Masalah yang Dianggap Disebabkan TikTok Shop

Bagi sebagian orang, TikTok Shop membawa angin segar karena memudahkan bisnis kecil menjangkau audiens yang lebih luas dan mengubah cara orang berbelanja pakaian.

Bagi para konsumen atau end-user, TikTok Shop berhasil membuat mereka mendapat produk fashion dengan harga terjangkau.

Artinya, secara umum, TikTok Shop juga punya dampak positif. Berikut ini sejumlah dampak positif TikTok Shop yang bisa kita lihat bersama:

Meningkatkan penjualan bisnis kecil. TikTok Shop berhasil membantu banyak pelaku bisnis fashion kelas kecil meningkatkan penjualan.
Peluang baru untuk influencer fashion. TikTok Shop memberikan platform untuk generasi baru influencer fashion Indonesia. Para influencer ini menggunakan TikTok untuk membagikan selera fashion-nya dengan follower, lalu menjual brand mereka sendiri, atau mengiklankan brand fashion lain.
Mengubah perilaku konsumen. Sedikit demi sedikit, TikTok Shop mengubah cara orang Indonesia berbelanja pakaian. Dulu, orang biasanya akan pergi ke toko fisik dan mencoba pakaian sebelum membelinya. Namun, TikTok Shop memungkinkan orang untuk melihat bagaimana lewat gawai, dengan ilustrasi model dan sejumlah batasan ukuran pakaian. Sehingga membantu konsumen membuat keputusan pembelian yang lebih tepat.
Mempengaruhi tren fashion. TikTok Shop juga mempengaruhi tren fashion di Indonesia. Dulu, tren fashion biasanya ditetapkan oleh desainer dan retail kelas atas. Namun, saat ini, TikTok Shop memberikan platform ke para influencer fashion menetapkan tren mereka sendiri berdasarkan interaksi dengan para audiensnya.
Memotong biaya distribusi. Dalam supply chain tradisional, produk melewati beberapa perantara, seperti distributor, grosir, dan pengecer, sebelum sampai ke tangan konsumen. Hal ini menambah biaya produk dan menyulitkan usaha kecil untuk bersaing. TikTok Shop memotong rantai perantara tersebut, sehingga produsen bisa langsung bertemu konsumen.

Dengan segudang manfaat dan potensi baru di atas, TikTok Shop juga menimbulkan beberapa masalah dan tantangan.

Efek signifikan TikTok Shop sedang disuarakan oleh para pelaku bisnis tekstil berskala besar. Berikut ini sejumlah masalah yang ditimbulkan TikTok Shop dalam industri tekstil secara umum:

Persaingan yang lebih ketat. TikTok Shop membuat bisnis kecil lebih mudah menjangkau audiens yang lebih luas. Efeknya, banyak pelaku bisnis dalam industri tekstil. Artinya, ada peningkatan persaingan di antara para pelaku bisnis di industri tekstil tersebut.
Penurunan penjualan di toko fisik. Perpindahan ke belanja online di TikTok Shop telah mengurangi jumlah orang yang mengunjungi toko pakaian fisik. Efeknya, pelaku bisnis tekstil skala besar, sebagai pemasok toko fashion, merasakan langsung efek berkurangnya konsumen tersebut.
Kesulitan mengikuti tren fashion. Kecepatan tren fashion di TikTok Shop membuat bisnis tekstil besar kesulitan memprediksi, mengikuti, dan menghasilkan produk. Sehingga, menyebabkan mereka kehilangan pangsa pasar dibanding bisnis yang lebih kecil dan lincah.
Produk palsu dan pemalsuan. TikTok Shop dikritik karena keberadaan produk palsu dan pemalsuan di platformnya. Efeknya, merusak reputasi, brand awareness, dan value sebuah brand atau bisnis. Tentu saja, praktik produk palsu dan pemalsuan ini juga berisiko bagi konsumen.
Kekhawatiran privasi data. Praktik privasi data TikTok Shop selalu menjadi sorotan di banyak negara. Dengan kekhawatiran bahwa platform ini mengumpulkan data pengguna yang berlebihan dan tidak selalu bertanggung jawab dalam penggunaannya, maka sangat wajar jik TikTok mendapat kritik.

Perilaku Konsumen yang Berubah Karena TikTok Shop

Seperti dijelaskan sebelumnya, dengan ketersediaan berbagai jenis produk fashion di TikTok Shop, preferensi konsumen di Indonesia mengalami banyak pergeseran. Konsumen kita kini punya akses ke berbagai produk, merek, harga, dan layanan konsumen yang membuat mereka lebih selektif dalam membuat pilihan.

Berikut ini beberapa contoh tindakan spesifik dimana preferensi konsumen kita mengalami perubahan:

Konsumen Menjadi Lebih Sensitif terhadap Harga. TikTok Shop memudahkan konsumen membandingkan harga dan menemukan penawaran terbaik. Efeknya, konsumen menjadi lebih sensitif terhadap harga dan kurang bersedia membayar lebih untuk produk lokal. Apalagi jika harga produk lokal lebih mahal dari harga yang ditawarkan bisnis online di TikTok Shop.
Tuntutan akan Produk Berkualitas Tinggi. Ketersediaan produk fashion impor di TikTok Shop telah meningkatkan ekspektasi konsumen terhadap kualitas produk. Konsumen kini menuntut produk dengan kualitas lebih tinggi, bahkan dari produsen lokal, dengan harga lebih terjangkau dari sebelumnya.
Minat pada Produk Unik dan Inovatif. Konsumen di Indonesia, terutama generasi muda, cenderung lebih tertarik pada produk yang unik, inovatif, eksperimental, dan harganya terjangkau.

Karena itulah, dalam menghadapi perubahan preferensi konsumen ini, penting bagi Anda memahami kebutuhan dan keinginan konsumen serta menyesuaikan strategi pemasaran Anda. Tentu saja, adaptasi dan penyesuaian yang Anda lakukan sudah pernah dilakukan sebelum-sebelumnya.

Disrupsi e-commerce terhadap bisnis offline dan supply chain konvensional pernah ada sebelum TikTok Shop. Marketplace oren dan ijo sudah pernah memberikan kejutan disrupsi bagi pelaku bisnis yang kesulitan melakukan digitalisasi.

Perubahan preferensi konsumen dan disrupsi digitalisasi di era TikTok Shop saat ini makin menuntut adaptasi dan inovasi dari para pelaku bisnis. Dengan memahami dan merespons perubahan ini secara efektif, Anda dapat memastikan bahwa bisnis Anda tetap relevan dan kompetitif di pasar yang dinamis ini.