rYANRuQZswK31vvQ.webp
Home

/

Blog

/

Bisnis

Cara Mengoptimalkan Experience Economy Agar Pengalaman Pelanggan Berkesan

Pelanggan sekarang ini tidak lagi sekadar membeli produk atau layanan, mereka juga membeli dan menginginkan pengalaman yang juga bagus. Untuk kamu yang menjalankan bisnis online, memahami cara mengoptimalkan experience economy bukan lagi pilihan, melainkan keharusan yang gak boleh lagi dilewatkan.

Di era serba digital, pengalaman pelanggan adalah kunci utama untuk membedakan brand-mu dari ribuan pesaing lainnya. Dan agar pengalaman itu benar-benar terasa, kamu perlu strategi yang matang dan tepat sasaran.

Sebelum masuk lebih jauh, pastikan kamu sudah memanfaatkan solusi logistik yang mempermudah pengelolaan order dan pengiriman barang. KiriminAja bisa jadi partner logistik andalanmu.

Dengan fitur yang mendukung integrasi multi-channel, notifikasi otomatis, hingga tracking real-time, KiriminAja membantu memastikan pengalaman pelanggan tetap mulus dari awal sampai akhir. Yuk, daftar KiriminAja sekarang!

Agar makin memahami konsep experience economy dan bagaimana mengoptimalkannya, kamu juga bisa membaca artikel seputar digital customer experience versus customer experience yang akan membantumu membedakan pendekatan terbaik sesuai kebutuhan bisnismu.

Cara Mengoptimalkan Experience Economy

Mengoptimalkan experience economy berarti menciptakan nilai lebih dari sisi pengalaman, bukan sekadar dari barang atau jasa yang dijual. Kamu perlu membuat pelanggan merasa terlibat, diperhatikan, dan diingat, bahkan setelah transaksi selesai. Berikut beberapa pendekatan yang bisa kamu terapkan.

Berikut ini adalah beberapa cara mengoptimalkan experience economy untuk bisnis dan brandmu:

Dengarkan Feedback Customer

Pondasi utama dari pengalaman yang berkesan adalah mendengarkan. Feedback dari pelanggan bukan hanya sekadar data, tapi cermin realitas pengalaman mereka.

Sering kali, kita terlalu fokus memperbaiki fitur atau menambahkan promo, padahal pelanggan hanya ingin didengar. Memberikan ruang untuk mereka menyampaikan pendapat melalui survey, ulasan, atau interaksi langsung bisa jadi awal dari perubahan besar.

Tapi jangan berhenti di situ. Pastikan kamu menunjukkan bahwa feedback tersebut ditindaklanjuti. Misalnya, kalau pelanggan mengeluhkan packing yang kurang aman, jangan ragu untuk menambahkan lapisan pelindung dan beri tahu mereka bahwa perbaikannya berdasarkan masukan mereka.

Menggunakan tools customer support otomatis juga bisa mempercepat respon atas keluhan dan pertanyaan. Di sinilah teknologi bisa memperkuat pendekatan humanis, bukan menggantikannya.

Gali Insight Lebih Dalam, Tanyakan Kenapa dan Bagaimana

Data adalah awal, tapi insight adalah bahan bakar utama experience economy. Setelah mendengar feedback, tugasmu adalah menggali lebih dalam.

Jangan berhenti di angka atau keluhan permukaan. Tanyakan “kenapa” dan “bagaimana”. Kenapa mereka merasa kecewa dengan proses checkout? Bagaimana pengalaman mereka saat menunggu barang datang? Jawaban dari pertanyaan semacam ini sering membuka celah untuk inovasi kecil yang berdampak besar.

Misalnya, dengan memahami bahwa pelanggan merasa cemas karena tidak ada update pengiriman, kamu bisa menambahkan notifikasi otomatis via WhatsApp atau email. Atau jika mereka bilang proses retur membingungkan, kamu bisa menyederhanakan alur dan menyertakan panduan visual.

Kamu bisa menengok pembahasan customer experience secara lebih luas di sini untuk memahami lanskapnya.

Makin kamu mengenal pelangganmu secara personal, makin besar kemungkinan mereka bertahan, bahkan jadi promotor brand kamu.

Meningkatkan Relasi Antar Manusia

Meskipun digitalisasi memberi efisiensi, pada akhirnya relasi manusia tetap tak tergantikan. Pelanggan ingin merasa berhubungan dengan orang, bukan sistem.

Salah satu cara mengoptimalkan experience economy adalah dengan membuat interaksi pelanggan terasa lebih manusiawi. Misalnya, beri sentuhan personal dalam setiap komunikasi: sebut nama mereka dalam email, sertakan ucapan terima kasih yang hangat di paket, atau bahkan follow up setelah mereka menerima barang.

Brand yang terlihat “dekat” dan peduli akan lebih mudah diingat. Kamu bisa meniru pendekatan ini dalam live chat, call center, hingga social media. Jangan biarkan interaksi berhenti di auto-reply—berikan waktu untuk benar-benar menyapa dan mendengarkan.

Bahkan dalam hal produk sekalipun, aspek human-centered bisa diterapkan. Artikel tentang product experience ini bisa membantumu memahami bagaimana sentuhan desain, kemasan, atau story di balik produk bisa meningkatkan value-nya di mata konsumen.

Kesimpulan: Menjadi Bisnis yang Menghadirkan Makna

Experience economy bukan sekadar tren, tapi paradigma baru dalam dunia bisnis. Kalau kamu hanya menjual produk, kamu akan bersaing di harga. Tapi jika kamu menjual pengalaman, kamu akan bersaing di hati.

Mengoptimalkan experience economy butuh waktu dan perhatian pada detail. Dengarkan pelanggan, gali motivasi mereka, dan bangun hubungan antarmanusia yang tulus. Dengan begitu, bukan hanya produkmu yang dibeli—tapi nilai dan pengalaman yang kamu tawarkan.

Jangan lupa, untuk mewujudkan semua itu dengan lebih efisien, kamu bisa mulai dari yang paling praktis: urusan logistik. Serahkan pengelolaan order dan pengiriman ke KiriminAja, biar kamu bisa fokus membangun experience yang benar-benar berkesan.

 Coba KiriminAja sekarang juga dan mulai transformasi pengalaman pelangganmu dari hal paling mendasar sekarang!

Akhmad Ilham Cahyono

Diposting 28 Juni 2025

Bisnis

#BantuMenujuLebihMaju

Mulai Kirim Paketmu Sekarang!

Jadikan pengalaman pengiriman paket lebih mudah dengan aplikasi KiriminAja.

Atau versi Web Dashboard

PT Selalu Siap Solusi

Jl. Palagan Tentara Pelajar No.77, Mudal, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Terdaftar di

sectigo

© 2020 - 2025 PT Selalu Siap Solusi

This site is protected by reCAPTCHA and the Google