Bingung Cara Promoin Bisnis/Jualanmu? Komponen Marketing Plan Ini Bisa Jadi Solusi!

Sudah bukan rahasia lagi kalau bisnis yang berjalan tanpa rencana itu ibarat kapal tanpa kompas—bisa jalan, tapi nggak tahu arahnya ke mana. Nah, salah satu peta penting yang wajib dimiliki oleh setiap pemilik bisnis adalah marketing plan. Tapi bukan sekadar rencana, kamu juga perlu tahu detail komponen marketing plan agar strategi yang kamu susun nggak cuma mengandalkan insting semata.

Kalau kamu pemilik bisnis online dan sedang menyusun strategi marketing yang matang, KiriminAja siap bantu dari sisi pengiriman barang—biar kamu bisa fokus ke hal-hal penting seperti branding, promosi, dan pelayanan. Yuk, daftar sekarang di KiriminAja dan rasakan mudahnya kirim paket ke pelanggan kamu.

Untuk gambaran lengkap tentang perencanaan pemasaran, kamu bisa pelajari lebih lanjut di artikel ini tentang marketing plan. Dan kalau kamu ingin tahu bagaimana konsep modern seperti 5A bisa bantu bisnis kamu berkembang, cek juga penerapan konsep 5A marketing ini. Biar awasan bisnismu makin luas dan bisa bantu dalam mengurus bisnis yang sedang kamu jalankan.

Sekarang, mari kita bahas satu per satu komponen marketing plan yang perlu kamu pahami.

Komponen Marketing Plan

Berikut ini adalah beberapa komponen marketing plan yang harus kamu ketahui biar marketing plan semakin tertata:

Overview (Ringkasan)

Sebelum masuk ke strategi dan taktik yang lebih teknis, kamu perlu merancang ringkasan marketing plan secara menyeluruh. Bagian ini biasanya berisi tujuan utama dari rencana pemasaran: apakah kamu ingin meningkatkan brand awareness, mendorong penjualan, atau menjangkau pasar baru.

Tujuannya jelas: memberi gambaran besar kepada tim (dan dirimu sendiri) tentang ke mana arah pemasaran ini akan dibawa. Ini bukan cuma formalitas, tapi jadi acuan untuk semua bagian di bawahnya agar tetap selaras dengan tujuan utama.

Analisa Target Market

Kamu nggak bisa menjual ke semua orang, dan sejujurnya, nggak perlu juga. Di bagian ini, kamu harus mengidentifikasi siapa sebenarnya target pasar kamu. Mulai dari demografi (usia, gender, pendapatan), psikografis (gaya hidup, nilai-nilai), sampai kebiasaan digital mereka.

Contoh: kalau kamu jualan skincare berbahan alami, targetmu bisa jadi perempuan usia 20–35 tahun yang peduli pada kesehatan kulit dan sering mencari review produk di Instagram atau TikTok. Semakin spesifik kamu mendefinisikan audiens, semakin tajam juga strategi yang kamu bangun nantinya.

Analisa Kompetitor

Meskipun kita tidak membahas kompetitor satu per satu, penting untuk menyadari bahwa mengetahui posisi bisnis kamu di pasar adalah bagian dari marketing plan. Fokuslah pada keunikan produk, proposisi nilai yang kamu tawarkan, serta pendekatan personal ke pelanggan.

Yang perlu kamu gali adalah: "Apa yang membuat bisnisku relevan dan berbeda?" Jawaban atas pertanyaan ini bisa jadi senjata dalam campaign pemasaranmu.

Strategi Marketing

Setelah tahu siapa yang kamu tuju, sekarang saatnya menentukan pendekatannya. Strategi marketing itu ibarat fondasi dari semua aktivitas pemasaran. Di sinilah kamu menetapkan channel utama (apakah kamu akan fokus ke media sosial, email marketing, atau event?), tone komunikasi, serta positioning brand kamu.

Contohnya: Jika kamu ingin dianggap sebagai brand ramah lingkungan, maka strategimu bisa mencakup konten edukatif tentang keberlanjutan, packaging ramah lingkungan, dan kolaborasi dengan komunitas hijau.

Strategi ini harus nyambung dengan value dari bisnis kamu. Jangan sampai strateginya keren, tapi nggak “nyatu” sama brand-nya.

Taktik Implementatif

Kalau strategi adalah “apa yang akan kamu lakukan,” maka taktik adalah “bagaimana caranya.” Di bagian ini, kamu menyusun aktivitas konkret. Misalnya:

• Buat konten Instagram 3 kali seminggu

• Kirim email newsletter setiap Jumat

• Pasang iklan berbayar dengan targeting khusus

• Adakan promo bundling di awal bulan

Taktik ini harus realistis dan bisa dijalankan oleh tim kamu. Nggak usah muluk-muluk. Yang penting konsisten dan sesuai dengan arah strategi yang kamu bangun sebelumnya.

Budget (Anggaran) & Kalender Marketing

Punya rencana besar tanpa anggaran itu seperti mau liburan keliling dunia tapi lupa bawa paspor. Di bagian ini, kamu menghitung kebutuhan dana untuk semua aktivitas yang kamu rencanakan—mulai dari biaya iklan, jasa desain, hingga alat atau tools yang digunakan.

Lalu, padukan anggaran tersebut dengan kalender marketing. Ini adalah penjadwalan aktivitas promosi dalam jangka waktu tertentu, biasanya per kuartal atau per bulan.

Contoh:

• Januari: Campaign Tahun Baru + diskon produk

• Februari: Kolaborasi dengan influencer

• Maret: Launching produk baru

Dengan begitu, kamu bisa mengelola cashflow dan sumber daya dengan lebih efisien.

Metrik Pengukuran

Apa gunanya semua usaha kalau kamu nggak tahu berhasil atau nggaknya? Inilah fungsi dari metrik pengukuran. Kamu harus menentukan indikator keberhasilan dari setiap aktivitas. Bisa berupa:

• Jumlah kunjungan ke website

• CTR (click-through rate) dari iklan

• Konversi penjualan

• ROI (return on investment)

Pilih metrik yang relevan, bukan cuma yang “kelihatan keren.” Dan yang paling penting, ukur secara berkala. Kalau ternyata hasilnya nggak sesuai target, kamu bisa sesuaikan strategi sebelum terlambat.

Penutup

Membangun bisnis tanpa menyusun komponen marketing plan itu seperti mendaki gunung tanpa peta dan bekal. Kamu bisa saja sampai di atas, tapi risikonya jauh lebih besar. Dengan memahami setiap bagian dari marketing plan, kamu bisa mengambil keputusan yang lebih tepat, mengelola anggaran dengan bijak, dan tentu saja—menjangkau audiens yang benar-benar peduli pada produkmu.

Dan ingat, untuk urusan logistik dan pengiriman produk ke pelanggan, KiriminAja bisa jadi partner terpercaya kamu. Daftar sekarang dan biarkan kami bantu usahamu berkembang lebih efisien!