Sebelum membahas panjang lebar soal bagaimana cara mengukur dampak pemasaran word of mouth B2B, mari kita mulai dengan sebuah pertanyaan sederhana: seberapa sering kamu merekomendasikan layanan atau produk ke rekan bisnis hanya karena kamu puas?
Nah, itulah kekuatan Word of Mouth (WoM). Di dunia B2B yang kompetitif, rekomendasi langsung dari satu bisnis ke bisnis lain bisa berdampak jauh lebih besar dibandingkan iklan bersponsor. Tapi tantangannya adalah: bagaimana cara mengukurnya?
Sebelum kamu tenggelam lebih dalam ke pembahasan, pastikan bisnismu punya fondasi logistik yang kuat dulu. Dengan strategi membangun relasi bisnis B2B dan integrasi layanan pengiriman seperti KiriminAja, kamu bisa menjaga kepercayaan pelanggan sejak tahap awal.
Yuk, daftar sekarang di KiriminAja dan buktikan bagaimana layanan pengiriman yang handal bisa mendukung strategi word of mouth yang kamu rancang.
Mengandalkan word of mouth dalam dunia B2B bukan hanya soal “siapa yang ngomong”, tapi juga “apa dan bagaimana dampaknya”.
Untuk itu, kamu perlu pendekatan yang terstruktur dan terukur agar hasilnya bisa dioptimalkan. Kita mulai dengan mengenali metrik utama.
Ada beberapa metrik utama dalam hal word of mouth marketing b2b ini, berikut metrik-metriknya yang bisa kamu simak:
Langkah awal yang paling penting adalah menggunakan tool tracking. Dalam konteks B2B, kamu bisa mengandalkan UTM parameters di link rekomendasi, referral codes, atau campaign-specific landing pages.
Contohnya, jika kamu menjalankan kampanye referral untuk mitra bisnis, buat kode khusus untuk tiap mitra. Dari sana, kamu bisa melacak jumlah traffic, lead, atau konversi yang datang dari masing-masing referral. Tools seperti Google Analytics, HubSpot, atau bahkan CRM seperti Zoho bisa membantu dalam pelacakan ini.
Jangan abaikan obrolan yang terjadi di luar kontrolmu—baik di forum, media sosial, maupun komunitas online. Tools seperti Brandwatch, Mention, atau Sprout Social bisa membantumu memantau seberapa sering brand-mu disebut dan dalam konteks apa.
Walaupun media sosial cenderung lebih aktif di ranah B2C, dalam B2B banyak percakapan yang berlangsung di LinkedIn atau komunitas niche seperti Slack groups. Melalui social listening, kamu bisa mengidentifikasi percakapan yang mendorong referensi atau testimoni dari pihak ketiga.
Mendengar saja tidak cukup, kamu juga perlu tahu bagaimana perasaan orang-orang terhadap brand atau layananmu. Di sinilah analisis sentimen berperan.
Tool seperti Lexalytics atau IBM Watson Natural Language Understanding bisa membaca tone dari testimoni pelanggan atau review. Apakah rekomendasinya bernada positif? Apakah mereka menyebutkan hal yang spesifik seperti kecepatan layanan atau keramahan tim support?
Satu hal yang jangan sampai ketinggalan: feedback langsung dari pelanggan. Kamu bisa menyebarkan survei Net Promoter Score (NPS), formulir feedback, atau wawancara ringan untuk menggali insight dari mereka.
NPS misalnya, bisa jadi sinyal awal apakah pelangganmu puas dan bersedia merekomendasikan kamu ke jaringan bisnis mereka. NPS yang tinggi di segmen pelanggan B2B adalah ladang emas word of mouth yang belum tergali sepenuhnya.
Setelah tahu bagaimana mengukur dampaknya, sekarang waktunya membahas cara untuk mengoptimalkan strategi word of mouth agar hasilnya lebih terasa. Apa saja strategi optimasi yang bisa dilakukan? Berikut ini adalah strateginya:
Data tanpa aksi hanyalah angka. Setelah kamu punya insight dari tracking tools dan feedback pelanggan, gunakan itu sebagai dasar perbaikan.
Contoh nyata: jika kamu tahu bahwa pelanggan sangat menghargai kecepatan layanan, kamu bisa menggandeng partner logistik seperti KiriminAja untuk menjamin pengiriman lebih cepat dan andal. Semakin puas pelanggan, semakin besar kemungkinan mereka akan merekomendasikanmu.
Kadang kamu perlu bereksperimen. Mana yang lebih efektif: sistem referral dengan insentif finansial atau program loyalitas dengan benefit jangka panjang?
Lakukan A/B testing pada pendekatan word of mouth yang berbeda. Misalnya, uji dua jenis email kampanye yang meminta pelanggan merekomendasikan layananmu, lalu lihat mana yang mendapat lebih banyak respons.
Testing ini bisa dilakukan dengan bantuan tools seperti Optimizely atau Google Optimize agar kamu bisa dapat hasil kuantitatif yang valid.
Program WoM sebaiknya bukan strategi sekali jalan. Setelah berjalan beberapa bulan, lakukan evaluasi total: apakah skema referral sudah menarik? Apakah program advokasi sudah jelas cara mainnya?
Penyempurnaan bisa berupa simplifikasi proses pendaftaran referral, penambahan reward yang lebih menarik, atau membuat konten panduan agar pelanggan tahu cara menyebarkan rekomendasi.
Kamu juga bisa menciptakan ekosistem referral dengan edukasi dan komunikasi rutin kepada pelanggan—misalnya lewat email newsletter atau sesi khusus di webinar.
Setelah program word of mouth kamu mulai menunjukkan hasil, langkah berikutnya adalah memperbesar dampaknya.
Ini bisa kamu lakukan dengan melibatkan partner strategis atau membuka akses API agar platform atau sistem klien bisa langsung menghubungkan pengguna baru ke layananmu. Semakin mudah mereka mereferensikan kamu, semakin besar jangkauan promosi dari mulut ke mulut yang bisa kamu dapatkan.
Peningkatan skala juga mencakup membangun kredibilitas lewat studi kasus dari pelanggan yang sudah sukses. Bagikan cerita nyata tentang bagaimana bisnis mereka berkembang setelah menggunakan layananmu—bentuk WoM yang paling otentik dan meyakinkan.
Word of mouth dalam B2B bukanlah strategi yang bisa kamu biarkan berjalan sendiri. Ia perlu diukur, dioptimasi, dan terus ditumbuhkan agar berdampak nyata pada pertumbuhan bisnis.
Dengan kombinasi metrik yang tepat, strategi berbasis data, dan dukungan dari platform logistik seperti KiriminAja, kamu bisa membangun reputasi bisnis yang tidak hanya dibicarakan, tapi juga dipercaya.
Kalau kamu serius ingin meningkatkan kepercayaan lewat strategi word of mouth, saatnya kamu bertindak sekarang. Optimalkan setiap peluang dari relasi bisnis dengan strategi membangun relasi bisnis B2B, dan pastikan kamu sudah terdaftar di KiriminAja hari ini juga! Yuk pakai KiriminAja dan daftar dulu di sini kalau belum bergabung!
Akhmad Ilham Cahyono
Diposting 11 Mei 2025
Bisnis
Artikel Terkait
#BantuMenujuLebihMaju
Jadikan pengalaman pengiriman paket lebih mudah dengan aplikasi KiriminAja.
Atau versi Web Dashboard
PT Selalu Siap Solusi
Jl. Palagan Tentara Pelajar No.77, Mudal, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
© 2020 - 2025 PT Selalu Siap Solusi
This site is protected by reCAPTCHA and the Google