Mau jualan makin terarah dan nggak buang-buang biaya? Sekarang waktunya kamu naik level! Jangan cuma asal promosi, tapi mulai rancang langkah marketing bisnismu dengan strategi dan perencanaan yang matang. Kalau kamu masih bingung perbedaan marketing plan dan strategi marketing, tenang—artikel ini akan bantu kamu mengupasnya satu per satu.
Tapi sebelum masuk lebih dalam, coba pikirkan: seberapa sering kamu kewalahan kirim paket ke pelanggan saat campaign marketing-mu ramai? Nah, di sinilah KiriminAja bisa bantu. Platform logistik ini cocok buat kamu yang butuh pengiriman praktis, cepat, dan hemat. Daftar sekarang di KiriminAja dan nikmati kemudahan kirim barang untuk mendukung strategi bisnismu.
Sebagai pelengkap, kamu bisa baca lebih lanjut soal marketing plan di sini, atau kalau kamu ingin mulai dari dasar, pahami dulu strategi digital marketing simpel untuk pemula ini.
Sekarang mari kita lanjutkan ke pembahasan utama perbedaan marketing plan dan strategi marketing di bawah ini.
Istilah marketing plan dan strategi marketing sering kali digunakan bergantian, padahal keduanya punya peran yang berbeda dalam menyusun fondasi pemasaran yang kuat. Supaya kamu nggak salah arah, mari kita bedah perbedaan keduanya dari berbagai sisi berikut ini.
Marketing plan adalah dokumen atau roadpmap yang berisi seluruh rencana kegiatan pemasaran dalam periode tertentu. Di dalamnya, ada tujuan, target pasar, budget, timeline, dan taktik yang akan digunakan.
Sementara strategi marketing adalah pendekatan atau cara untuk mencapai tujuan yang ada dalam marketing plan itu sendiri. Strategi ini lebih fokus pada bagaimana kamu akan menaklukkan pasar, termasuk pendekatan komunikasi, kanal distribusi, hingga nilai jual produk.
Analogi simpelnya: Marketing plan itu seperti GPS, sedangkan strategi marketing adalah rute pilihanmu—lewat tol, jalan biasa, atau jalan pintas.
Tujuan dari marketing plan adalah menyusun roadmap yang jelas agar semua tim pemasaran punya arah kerja yang sama. Fungsi utamanya adalah merinci setiap langkah agar eksekusi bisa terkontrol dan terukur.
Sebaliknya, strategi marketing bertujuan untuk menjawab pertanyaan: “Bagaimana caranya agar produk atau jasa kamu diminati dan dibeli oleh target market?”
Marketing plan bersifat komprehensif dan makro. Ia mencakup:
• Analisis pasar
• Segmentasi pelanggan
• Penetapan anggaran
• Kalender promosi
Sedangkan strategi marketing punya cakupan lebih spesifik dan taktis, seperti:
• Menentukan tone of voice brand
• Menyusun konten campaign
• Memilih platform (Instagram, TikTok, atau marketplace)
Keduanya saling melengkapi—tanpa strategi, rencana hanya jadi tumpukan kertas. Tanpa rencana, strategi bisa bablas tanpa arah.
Marketing plan biasanya dirancang untuk periode menengah hingga panjang: 6 bulan, 1 tahun, atau bahkan 3 tahun ke depan. Rencana ini jadi panduan jangka panjang.
Sementara strategi marketing bisa berubah dengan cepat, tergantung tren atau respons pasar. Misalnya, campaign Ramadan tahun ini bisa sangat berbeda dari tahun lalu karena tren TikTok berubah cepat.
Marketing plan lebih dekat ke perencanaan. Di sini, kamu menentukan langkah-langkah besar dan membuat dokumentasi sebagai acuan tim.
Strategi marketing lebih dekat ke eksekusi. Di tahap ini, kamu mulai pilih konten, desain, waktu posting, dan lain-lain.
Dalam penyusunan marketing plan, biasanya melibatkan level manajemen atau decision maker—karena menyangkut anggaran dan visi besar perusahaan.
Sebaliknya, strategi marketing sering kali ditangani oleh tim operasional—misalnya digital marketer, copywriter, atau social media specialist.
Namun, semua tim harus tetap sinkron. Jangan sampai strategi yang dijalankan bertolak belakang dengan rencana utama yang sudah disusun.
Output dari marketing plan adalah dokumen rencana yang siap ditinjau secara berkala, biasanya disusun dalam bentuk presentasi, spreadsheet, atau dokumen PDF.
Sementara output dari strategi marketing adalah campaign yang bisa dieksekusi langsung—baik berupa iklan berbayar, kolaborasi influencer, promosi bundling, atau konten edukatif.
Kalau marketing plan adalah teori, maka strategi marketing adalah praktiknya.
Contoh Implementasinya
Misalnya kamu adalah pemilik bisnis skincare. Marketing plan-mu bisa berupa:
• Target penjualan 10.000 unit dalam 6 bulan
• Budget Rp50 juta untuk pemasaran
• Fokus ke segmen Gen Z
• Channel utama: Instagram dan TikTok
Lalu, strategi marketing yang kamu jalankan bisa seperti:
• Menggunakan konten “before-after” dan testimoni
• Kolaborasi dengan beauty influencer
• Posting setiap hari jam 7 malam
• Menggunakan hashtag #KulitGlowingAlaAku
Dari contoh itu, terlihat jelas bahwa plan adalah arah besarnya, dan strategi adalah cara untuk mencapainya.
Mulai dari Dasar, Eksekusi dengan Tepat
Membedakan marketing plan dan strategi marketing bukan soal teori semata—tapi tentang eksekusi yang presisi. Bisnis yang ingin bertumbuh harus bisa mengombinasikan keduanya secara konsisten. Kamu butuh rencana yang matang sekaligus strategi yang adaptif.
Dan ingat, semua rencana marketing akan lebih efektif kalau logistikmu juga lancar. KiriminAja siap bantu bisnis kamu tetap gesit dalam pengiriman. Ayo daftar sekarang di KiriminAja dan jadikan pengiriman paketmu paling oke di antara lainnya!
Akhmad Ilham Cahyono
Diposting 17 Mei 2025
Bisnis
Artikel Terkait
#BantuMenujuLebihMaju
Jadikan pengalaman pengiriman paket lebih mudah dengan aplikasi KiriminAja.
Atau versi Web Dashboard
PT Selalu Siap Solusi
Jl. Palagan Tentara Pelajar No.77, Mudal, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
© 2020 - 2025 PT Selalu Siap Solusi
This site is protected by reCAPTCHA and the Google