Kamu sudah punya banyak customer B2B, tapi kenapa ya rasanya pemasaran jalan di tempat? Bisa jadi bukan karena produknya yang kurang menarik, tapi karena kamu belum memaksimalkan segmentasi customer B2B dengan benar. Makanya, penting banget untuk memahami tips mengoptimalkan segmentasi customer B2B untuk bisnimu. Di artikel ini, kita akan membahas bersama bagaimana cara mengoptimalkannya.
Sebelum kamu lanjut baca lebih jauh, ini saat yang tepat untuk mulai naikin level pengiriman produkmu juga. Di KiriminAja, kamu bisa integrasi pengiriman langsung ke tokomu dengan sistem praktis dan efisien—buatmu lebih fokus ke bisnis, bukan logistik. Jadi tunggu apalagi? Daftar di KiriminAja sekarang yuk!
Sekarang, mari bahas tuntas tips mengoptimalkan segmentasi customer B2B. Artikel ini akan bantu kamu memahami langkah-langkah konkret untuk mengelompokkan customer secara tepat agar campaign marketing kamu lebih tajam sasaran. Yuk, mulai dari dasar dulu!
Ada beberapa tips mengoptimalkan segmentasi customer B2B yang bisa kamu coba, tips di bawah ini sangat bermanfaat, yuk simak apa saja tips-tipsnya:
Segmentasi yang akurat selalu dimulai dari satu hal: data yang solid. Kalau kamu cuma andalkan data lama atau data asal masuk dari form registrasi yang jarang dicek ulang, hasil segmentasimu bisa meleset jauh.
Kenapa ini penting? Karena dalam B2B, siklus keputusan beli jauh lebih panjang dan kompleks dibanding B2C. Kalau kamu menyasar perusahaan yang ternyata sudah tidak aktif, atau yang kebutuhannya berubah, kamu hanya buang waktu dan tenaga. Penting juga untuk memahami persoalan segmenting ini, cek dan klik di link tersebut ya!
Tips praktis:
• Audit data minimal setiap 3 bulan sekali.
• Validasi alamat email, nomor telepon, dan jabatan contact person.
• Jangan ragu melakukan customer profiling ulang secara berkala.
Kamu bisa pelajari lebih lanjut tentang pendekatan ini di artikel tentang segmentasi demografis dari KiriminAja yang bahas aspek fundamental segmentasi secara mendalam.
Setelah punya data, hal selanjutnya yang sering luput adalah: menyadari data apa yang belum kamu miliki. Di sinilah banyak bisnis terjebak. Merasa sudah punya database besar, padahal sebenarnya bolong di mana-mana.
Gap data bisa berupa:
• Tidak tahu nilai pembelian rata-rata customer.
• Tidak jelas siapa pengambil keputusan utama di perusahaan target.
• Tidak mengerti timeline pembelian yang biasa mereka ikuti.
Solusi cepatnya?
• Tambahkan form dinamis di website atau email marketing.
• Hubungi langsung beberapa customer lama untuk wawancara ringan.
• Gunakan insight dari tim sales yang sering berinteraksi dengan klien.
Data yang lengkap akan bantu kamu lebih akurat membangun segmen, dan otomatis meningkatkan kualitas campaign yang kamu jalankan.
Kalau kamu masih pakai satu segmen besar untuk semua jenis perusahaan, itu sama aja kayak kamu jual baju one size untuk semua orang. Gak semua cocok, dan hasilnya pasti nggak maksimal.
Contoh segmentasi B2B yang bisa kamu mulai:
• Berdasarkan industri (FMCG, manufaktur, jasa keuangan, dll.)
• Berdasarkan ukuran perusahaan (startup, UMKM, enterprise)
• Berdasarkan posisi pengambil keputusan (marketing, procurement, owner)
Lebih tajam lagi, kamu bisa gabungkan segmentasi demografis dan perilaku, misalnya:
• Perusahaan manufaktur menengah yang aktif membuka tender dalam 6 bulan terakhir.
• Startup digital dengan frekuensi repeat order tinggi.
Dengan pendekatan ini, kamu bisa menyusun campaign yang lebih personal dan relevan, tanpa perlu repot bikin satu per satu manual.
Segmentasi yang efektif bukan cuma urusan tim marketing. Di dunia B2B, kamu perlu insight dari:
• Tim sales (mereka tahu medan langsung)
• Customer service (mereka tahu keluhan dan kebutuhan aktual)
• Tim produk (mereka tahu fitur mana yang sering dipakai dan mana yang tidak)
Diskusi lintas tim ini penting supaya segmentasi tidak hanya berbasis asumsi. Kamu juga bisa gunakan workshop sederhana atau sesi mapping persona untuk menyatukan persepsi antar departemen.
Hasilnya? Kamu bisa bikin campaign yang tidak hanya nyambung di atas kertas, tapi juga benar-benar klik di lapangan.
Segmentasi yang baik bukan cuma buat penawaran awal. Kamu bisa (dan seharusnya) gunakan ini untuk menyusun seluruh alur komunikasi customer. Misalnya:
• Segmentasi cold lead → campaign edukatif via email
• Segmentasi warm lead → penawaran demo produk
• Segmentasi loyal customer → program eksklusif atau upsell
Dengan begitu, kamu bisa menghindari kesalahan seperti mengirimkan promo diskon ke customer yang baru aja tanda tangan kontrak dengan harga normal minggu lalu.
Intinya: segmentasi bukan tujuan akhir, tapi alat bantu untuk memperhalus setiap langkah dalam customer journey.
Kesimpulan: Saatnya Segmenmu Bekerja Lebih Cerdas
Mengoptimalkan segmentasi customer B2B bukan lagi opsi, tapi kebutuhan. Di tengah persaingan yang makin padat dan ekspektasi pasar yang makin tinggi, kamu perlu strategi yang lebih tajam dan data-driven.
Mulai dari data valid, identifikasi gap, bangun multi-segmen, libatkan tim internal, hingga gunakan segmentasi untuk memoles pengalaman customer secara keseluruhan—semua langkah itu akan membawamu ke arah pemasaran yang lebih terarah dan konversi yang lebih tinggi.
Dan jangan lupa, kamu bisa fokus mengembangkan strategi ini tanpa ribet urusan kirim-kiriman. KiriminAja siap bantu kamu dari sisi logistik, jadi kamu tinggal kembangkan segmentasi dan campaign yang cerdas.
Sudah waktunya bisnismu naik kelas—dengan strategi yang lebih tepat sasaran, dan partner pengiriman yang tahu kebutuhanmu. Yuk daftar di KiriminAja sekarang!
Akhmad Ilham Cahyono
Diposting 24 Mei 2025
Bisnis
Artikel Terkait
#BantuMenujuLebihMaju
Jadikan pengalaman pengiriman paket lebih mudah dengan aplikasi KiriminAja.
Atau versi Web Dashboard
PT Selalu Siap Solusi
Jl. Palagan Tentara Pelajar No.77, Mudal, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
© 2020 - 2025 PT Selalu Siap Solusi
This site is protected by reCAPTCHA and the Google