Pernah nggak sih kamu ngalamin situasi begini: ada pelanggan rutin, rajin belanja, interaksi juga oke—eh, tiba-tiba hilang begitu aja. Nggak ada kabar, nggak repeat order, bahkan dibalas WhatsApp promo pun nggak minat.
Nah, ini yang dinamakan customer churn—dan yang lebih serem, banyak bisnis online nggak sadar kalau pelanggannya sudah churn. Padahal, kehilangan pelanggan itu jauh lebih mahal dibanding ngiklan buat dapetin yang baru.
Untungnya, sekarang ada cara melacak customer churn secara otomatis. Nggak perlu mantau satu per satu secara manual, sistem bisa bantuin kamu nangkep sinyal-sinyal sebelum pelanggan benar-benar “cabut”.
Dan serunya, tim KiriminAja juga sering bantu member kami di dunia e-commerce dan D2C (direct to consumer) untuk nerapin sistem pelacakan churn otomatis ini—terutama buat seller yang udah mulai skalanya naik.
Customer churn itu sederhananya pelanggan yang berhenti beli atau pakai produk/jasa kamu. Tapi, definisinya bisa beda-beda tergantung bisnisnya.
Misal, kalau kamu jualan skincare, customer yang nggak repeat order dalam 3 bulan bisa dibilang churn. Tapi kalau kamu jualan baju, mungkin dalam 6 bulan baru bisa disimpulkan.
Tanda-tanda umum mereka akan churn:
Kalau kamu cuma pakai feeling, kemungkinan besar banyak churn yang nggak kamu sadari.
Kalau pelangganmu cuma 20–30 orang mungkin masih bisa dicek satu-satu. Tapi kalau udah ratusan bahkan ribuan, melacak manual itu bikin mumet.
Masalahnya:
Dan ini yang sering kejadian: tim terlalu fokus ngejar penjualan, tapi lupa ngecek siapa aja yang diam-diam udah ninggalin brand kamu.
Oke, sekarang bagian serunya. Gimana caranya melacak customer churn secara otomatis?
CHS ini mirip kayak “kesehatan hubungan” kamu sama pelanggan. Sistem bisa kasih skor dari berbagai indikator: frekuensi beli, interaksi dengan promosi, respon ke WhatsApp/email, dan durasi sejak order terakhir.
Kalau skornya makin turun, artinya pelanggan ini “sakit” dan berpotensi churn.
Gunakan tool seperti CRM atau integrasi dashboard (bisa custom atau pakai platform pihak ketiga). Di sinilah semua data pelanggan dikumpulin dan dianalisis otomatis.
Tim KiriminAja pernah bantu seller skincare yang konsultasi tentang integrasi dashboard pemesanan + sistem scoring. Hasilnya? Mereka bisa tahu pelanggan mana aja yang udah low-engagement dan segera follow-up sebelum benar-benar churn.
Setelah sistem bisa deteksi skor pelanggan, langkah berikutnya tinggal set up:
Dengan begitu, tim kamu bisa intervensi dengan tepat waktu.
Begitu kamu tahu siapa yang rawan churn, langkah selanjutnya adalah ajak mereka balik lagi.
Ini bisa kamu contek:
Dan yang penting, hindari jurus diskon doang. Kalau kamu hanya bergantung sama diskon, bisa jadi kamu malah “ngedidik” customer jadi sensi harga. Ada strategi yang lebih sehat, kayak yang dibahas di artikel ini: cara mencegah customer churn tanpa harus diskon.
Oh iya, jangan lupa—kamu juga bisa daftar dan kirim barangmu via KiriminAja buat streamline pengiriman. Banyak seller yang udah pakai KiriminAja bilang, waktu dan energi mereka jadi lebih hemat, jadi bisa fokus urus relasi pelanggan.
Kalau kamu lagi mikir “bagaimana cara melacak customer churn secara otomatis?”, sekarang kamu udah punya gambaran jelas. Nggak perlu ribet, asal setup-nya tepat.
Coba mulai dari yang sederhana. Bisa dari tracking order via KiriminAja dulu, lalu dikembangkan jadi sistem yang terintegrasi.
Yuk, daftar dan kirim barangmu via KiriminAja sekarang—biar urusan logistik kelar, dan kamu bisa fokus mempertahankan pelanggan!
Pamungkas
Diposting 13 Juli 2025
Bisnis
Artikel Terkait
#BantuMenujuLebihMaju
Jadikan pengalaman pengiriman paket lebih mudah dengan aplikasi KiriminAja.
Atau versi Web Dashboard
PT Selalu Siap Solusi
Jl. Palagan Tentara Pelajar No.77, Mudal, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
© 2020 - 2025 PT Selalu Siap Solusi
This site is protected by reCAPTCHA and the Google