Buat kamu yang menjalankan bisnis online, memahami cara riset keyword untuk tiap tahap customer journey (buyer’s journey) bukan sekadar strategi tambahan—ini pondasi penting biar konten kamu nyasar ke orang yang tepat, di waktu yang tepat.
Nggak cukup cuma asal pilih keyword dengan volume tinggi. Kamu perlu tahu: orang yang baca keyword itu sebenarnya lagi ada di tahap mana dalam perjalanannya sebagai calon pembeli? Kamu bisa simak cara research keyword di sini untuk tambahannya.
Nah, kalau kamu ingin konversi naik dan penjualan jalan terus, mulailah dari sini. Dan supaya proses distribusi order nggak bikin kamu repot di tengah produktivitas yang makin naik, kamu bisa langsung daftar di KiriminAja buat nikmatin layanan pengiriman yang praktis dan hemat.
Kalau kamu masih bingung mulai dari mana, baca sampai tuntas karena artikel ini bakal bantu kamu riset keyword yang sesuai buat tiap tahapan: dari orang yang baru sadar butuh solusi, sampai yang siap bayar sekarang juga.
Berikut ini adalah cara riset keyword untuk tiap tahapan customer journey mulai dari menyiapkan google doc, identifikasi keyword per funnel hingga implementasi keyword ke halaman yang relevan. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini:
Langkah paling awal tapi sering disepelekan: catat semua proses riset kamu. Pakai Google Doc atau Microsoft Word untuk menyusun daftar keyword, mengelompokkan tahapannya, dan mencatat volume pencarian serta intent-nya. Ini bikin proses riset kamu nggak berantakan, terutama saat harus sharing dengan tim konten atau marketing.
Di tahap ini, calon pelanggan udah siap ambil keputusan. Mereka tahu apa yang mereka butuhkan dan cuma butuh sedikit dorongan buat beli. Keyword-nya biasanya sangat spesifik, dan kadang mengandung brand, produk, atau tindakan langsung (seperti “beli”, “paket murah”, “daftar sekarang”).
Google Ads bukan cuma buat iklan. Di dalamnya ada fitur Keyword Planner yang bisa bantu kamu temukan keyword dengan volume pencarian tinggi dan tingkat kompetisi yang relevan buat bottom funnel. Masukkan beberapa keyword yang kamu pikir cocok, lalu lihat ide-ide keyword baru yang muncul dan volume pencariannya.
Tools seperti Ahrefs, Ubersuggest, atau SEMrush bisa bantu kamu mengidentifikasi keyword transaksional dengan CPC tinggi. Ini biasanya indikasi bahwa keyword tersebut dipakai oleh orang yang sudah sangat dekat dengan aksi pembelian. Cocok banget buat kamu yang ingin optimalkan halaman produk atau landing page.
Kalau website kamu udah jalan, manfaatkan data dari Search Console dan GA4. Lihat halaman mana yang punya konversi tinggi dan keyword apa yang membawa traffic ke halaman tersebut. Dari sana kamu bisa tarik benang: keyword inilah yang berhasil mendekatkan audiens ke transaksi.
Tahap ini adalah momen di mana audiens lagi nimbang-nimbang berbagai opsi. Mereka belum tentu tahu brand kamu, tapi mereka tahu apa yang mereka butuhkan. Keyword di tahap ini biasanya berupa perbandingan (“vs”), ulasan, atau kata kunci seputar solusi tertentu.
Misalnya, alih-alih "beli sepatu olahraga", orang akan cari "sepatu olahraga terbaik untuk lari" atau "review sepatu running Nike vs Adidas". Di sinilah kamu bisa manfaatkan 3 tools dari Google ini untuk riset lebih lanjut—khususnya Google Trends dan Related Searches di halaman SERP.
Audiens di tahap ini belum tahu apa yang mereka butuhkan. Mereka hanya mencari informasi, biasanya pakai keyword dengan pertanyaan atau kata umum seperti “cara”, “tips”, atau “apa itu”.
Contoh: seseorang yang belum tahu dia butuh layanan ekspedisi bisnis mungkin akan googling “cara kirim paket untuk toko online”. Ini peluang buat kamu masuk ke radar mereka lebih awal. Konten berbentuk artikel blog, panduan gratis, atau video tutorial bisa sangat efektif di sini.
Search intent adalah alasan di balik pencarian seseorang. Ini bisa informasional, navigasional, komersial, atau transaksional. Cek hasil di halaman pertama Google—apakah didominasi artikel blog, halaman produk, video, atau forum diskusi?
Kalau keyword yang kamu incar ternyata didominasi video, tapi kamu bikin artikel panjang, kemungkinan besar bakal kalah di SERP. Jadi, selalu cek bentuk konten yang muncul dan sesuaikan dengan tipe konten yang akan kamu buat.
Keyword yang udah kamu kelompokkan jangan cuma disimpan. Kamu harus menanamkannya di halaman yang tepat. Misalnya:
• Keyword transaksional → halaman produk, landing page, atau form pendaftaran.
• Keyword pertimbangan → artikel review, perbandingan produk, studi kasus.
• Keyword awareness → artikel blog edukatif, panduan pemula, infografik.
Pastikan juga struktur halaman mendukung: judul, subjudul, URL, meta description, dan isi konten mengandung keyword yang relevan. Hindari keyword stuffing—fokus pada alur cerita dan kenyamanan membaca.
Kesimpulan
Riset keyword bukan soal menemukan kata paling populer. Ini soal memahami perjalanan pelanggan kamu dan menyajikan informasi yang sesuai di setiap tahap mereka. Mulai dari mereka baru penasaran, sampai akhirnya siap transaksi.
Kalau kamu serius ingin memaksimalkan penjualan lewat konten yang tepat sasaran, kamu perlu merancang keyword strategy yang mengikuti customer journey. Dan untuk setiap pesanan yang masuk setelah itu, kamu bisa percayakan urusan kirim-mengirim ke KiriminAja—praktis, hemat, dan siap dukung bisnis kamu naik kelas. Yuk daftar dan pakai KiriminAja sekarang untuk kirim paketmu!
Akhmad Ilham Cahyono
Diposting 28 Mei 2025
Bisnis
Artikel Terkait
#BantuMenujuLebihMaju
Jadikan pengalaman pengiriman paket lebih mudah dengan aplikasi KiriminAja.
Atau versi Web Dashboard
PT Selalu Siap Solusi
Jl. Palagan Tentara Pelajar No.77, Mudal, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
© 2020 - 2025 PT Selalu Siap Solusi
This site is protected by reCAPTCHA and the Google