Memahami perbedaan account payable dan account receivable dalam pengelolaan hutang-piutang yang baik adalah hal wajib.
Seperti diketahui bersama, hutang piutang merupakan hal umum yang dapat kita jumpai dalam dunia bisnis. Sebab, kegiatan ini menjadi salah satu pusat perputaran uang atau cash flow perusahaan.
Oleh karenanya, setiap perusahaan perlu melakukan pembukuan dengan baik. Agar arus kas dapat direkam dan dikelola secara terstruktur.
Untuk mencatat kegiatan utang piutang dalam perusahaan, terdapat dua jenis account yang perlu Anda ketahui. Yaitu, account receivable dan account payable.
Melalui kedua akun tersebut, Anda dapat melihat posisi utang dan piutang dalam perusahaan. Lalu apa sih account receivable dan account payable itu? Dan juga apa perbedaan keduanya?
Pelajari juga pengertian dan peran account officer ini agar wawasan mengenai keuangan bisnis makin banyak.
KiriminAja telah merangkum definisi, perbedaan antara keduanya, dan banyak detail lainnya di sini. Yuk, memahami bersama-sama. Tapi sebelum itu, daftar dulu yuk di Dashboard KiriminAja biar pengiriman paket jadi makin mudah! Simak juga pengertian Accounting Rate of Return (ARR) agar membantumu juga dalam analisis investasi.
Account Receivable merupakan akun dalam pembukuan yang pada dasar berupa pendapatan yang seharusnya diterima perusahaan. Istilah simplenya adalah piutang dagang.
Jadi misalnya, suatu perusahaan telah melakukan transaksi jual beli. Dimana barang atau jasa telah diterima konsumen. Akan tetapi konsumen belum melakukan pembayaran atas transaksi tersebut.
Dalam hal ini, biasanya telah disepakati waktu untuk pembayarannya. Nah dari kegiatan ini, perusahaan memiliki piutang terhadap konsumen tersebut.
Karena konsumen biasanya tidak hanya satu, maka dibuatlah akun receivable. Tujuan untuk mempermudah pembukuan tiap transaksi.
Account receivable ini, kemudian dicatat dalam buku besar piutang. Total saldo yang belum dibayarkan tersebut kemudian dapat masuk ke dalam neraca sebagai aset lancar.
Dengan adanya account receivable, akuntan dapat membuat kebijakan agar hubungan dengan konsumen terjalin dengan profesional.
Hal ini karena, transaksi dagang secara kredit biasanya tidak menggunakan jaminan. Oleh sebab itu, akuntan dapat membuat kebijakan kredit dengan baik. Seperti mengatur estimasi waktu pembayaran piutang.
Jika terdapat piutang yang tidak dibayar oleh konsumen, maka saldonya akan masuk ke akun kontra, yaitu piutang yang tak tertagih. Sehingga, saldo piutang yang dilaporkan ke neraca berkurang.
Untuk lebih mudah mengidentifikasi account receivable, berikut KiriminAja berikan ciri-ciri utama suatu piutang ya.
Nilai jatuh tempo merupakan jumlah yang harus dibayarkan perusahaan. Nilainya berasal dari jumlah transaksi ditambah dengan bunga.
Tanggal jatuh tempo adalah tenggat waktu untuk perusahaan melunasi kewajibannya. Jika terdapat keterlambatan pembayaran, biasanya dikenakan denda yang jumlahnya telah disepakati.
Umur jatuh tempo digunakan dalam sistem penagihan piutang. Misalnya, penagihan dilakukan secara harian atau bulanan. Jika bulanan, maka tanggal jatuh tempo sama dengan tanggal transaksi.
Account payable ialah akun dalam pembukuan yang digunakan untuk mencatat kewajiban perusahaan yang harus dibayar secepat mungkin.
Kewajiban ini, berasal dari pembelian barang untuk keperluan operasional yang dilakukan secara kredit. Atau dapat juga berasal dari biaya lain-lain.
Utang yang masuk ke dalam account payable, merupakan kewajiban yang jatuh temponya kurang dari satu tahun. Sehingga, di neraca masuk ke dalam kategori utang lancar.
Dalam sistem pencatatan, akuntan akan mengkredit akun utang dan mendebit akun pembelian saat invoice masuk. Setelah dilakukan pembayaran, akuntan akan mendebit akun utang dan mengkredit akun kas.
Oleh sebab itu, kehadiran account payable juga perlu untuk mengontrol arus kas. Account ini dapat menjadi indikator kelancaran arus kas dengan mengetahui jumlah utang yang harus segera dilunasi perusahaan.
Apabila jumlahnya naik dari periode sebelumnya, berarti perusahaan membeli lebih banyak kebutuhan operasional secara kredit. Atau dapat pula disebabkan karena pembayaran yang terlambat.
Sebaliknya, jika jumlahnya turun, berarti perusahaan lebih sedikit membeli barang produksi secara kredit. Atau lebih dapat juga karena lebih cepat melunasi utang-utangnya.
Pengelolaan account payable perlu dilakukan dengan baik. Sebab, utang menjadi salah satu indikator dalam mengukur rasio likuiditas perusahaan.
Selain itu, pengelolaan akun utang dengan baik juga dapat memperlancar proses operasional. Karena, pembayaran utang yang tidak lancar akan membuat supplier enggan bekerja sama lagi.
Setelah memahami apa itu account payable, ada baiknya Anda memahami juga mengenai apa itu utang lancar karena dua hal ini berhubungan.
Kami telah menyediakan artikel mengenai utang lancar yang bisa Anda baca di sini.
Setelah memahami tentang definisi account receivable dan account payable tersebut. Mari kita simak perbedaannya keduanya!
Secara umum, account receivable adalah piutang dagang yang dimiliki perusahaan. Hubungannya ialah dengan konsumen yang membeli produk secara kredit.
Sedangkan account payable adalah utang dagang yang dimiliki perusahaan. Hubungan ialah dengan vendor atau supplier yang menyediakan keperluan kegiatan operasional.
Piutang sendiri merupakan pendapatan yang belum diterima perusahaan. Hal ini dapat terjadi jika konsumen membeli produk secara kredit. Oleh sebab itu, piutang masuk ke dalam aset lancar perusahaan.
Sedangkan hutang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan. Hal tersebut akibat pembelian keperluan operasional yang dilakukan secara kredit. Maka, kewajiban ini masuk ke dalam jenis utang lancar.
Untuk lebih mudah dimengerti, berikut KiriminAja kasih contohnya ya.
Misalnya, Anda menerima invoice dari Supplier sebesar Rp. 300.000 atas pembelian bahan produksi secara kredit. Maka, Anda harus mencatat di pembukuan sebagai utang lancar.
Sebab, jumlah tersebut merupakan kewajiban yang harus Anda bayarkan kemudian. Di sisi lain, Supplier akan mencatat jumlah tersebut di pembukuannya sebagai piutang dagang.
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa kegiatan transaksi dagang dalam sebuah bisnis perlu dikelola dengan baik. Agar cash flow perusahaan Anda tetap aman.
Selain mengelola transaksi dagang melalui pembukuan, Anda sebaiknya juga memperhatikan proses transaksi yang terjadi di lapangan. Tujuannya agar konsumen selalu merasa puas dengan pelayanan yang bisnis Anda berikan.
Sebab, implementasi di lapangan sering menjadi sumber boco cash flow para pelaku bisnis. Salah satu sumber bocos yang paling mungkin terjadi ada di sistem logistik.
Sangat umum ditemukan cash flow jadi kacau karena biaya pengiriman tidak sesuai ekspektasi. Atau, manajemen produk jadi kacau karena kekurangan SDM dan kekurangan sistem yang mumpuni.
Berangkat dari permasalah bocoran cash flow tersebut, KiriminAja menjadi solusi bagi Anda dan business owner lain.
KiriminAja adalah platform yang menawarkan jasa aggregator logistik bagi pelaku bisnis seperti Anda. KiriminAja menawarkan:
Untuk mendapatkan manfaat di atas, Anda hanya cukup mendaftar di dashboard KiriminAja. Setelah itu, Anda bisa langsung merasakan berbagai kepraktisan sistem logistik yang reliable. Selamat mencoba….
Pamungkas
Diposting 25 Januari 2023
Keuangan
Artikel Terkait
#BantuMenujuLebihMaju
Jadikan pengalaman pengiriman paket lebih mudah dengan aplikasi KiriminAja.
Atau versi Web Dashboard
PT Selalu Siap Solusi
Jalan Palagan Tentara Pelajar Nomor 77 KM 7, RT 001/RW 033, Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, D.I. Yogyakarta 55581
Produk
Lainnya
Perusahaan
© 2020 - 2024 PT Selalu Siap Solusi