Digital Marketing Metric: Seluk Beluk yang Wajib Anda Ketahui

Ruth
1 tahun lalu
Ecommerce
Metrik-metrik digital marketing

Memahami digital metric dan conversion artinya mengenal seberapa baik kemampuan digital marketing yang sudah dijalankan bisnis Anda.

Sebab, kedua hal tersebut menjelaskan tentang kumpulan dari nilai yang digunakan untuk melakukan pelacakan serta mengukur tingkat kesuksesan dari strategi digital marketing yang berjalan.

Umumnya, pengukuran conversion dan traffic dalam digital marketing dilakukan dengan bantuan beberapa alat (tools) digital, seperti Google Analytics. 

Melalui proses analisis yang dilakukan, metric yang diukur nantinya akan menjadi petunjuk dan acuan apakah strategi dan upaya pemasaran digital yang dilakukan sudah berhasil. Tentu, dengan demikian, Anda bisa menerapkan strategi lainnya.

Nah, KiriminAja akan membahas tentang beberapa hal terkait metrics digital marketing yang perlu diketahui sebagai wawasan dasar. Yuk, simak ulasannya…

Ragam Digital Marketing Metric yang Perlu Diketahui

Sebenarnya, metrics adalah istilah umum untuk menggambarkan indikator atas suatu kegiatan.

Ada cukup banyak metrik digital marketing yang perlu diketahui untuk melakukan sebuah pengukuran yang lebih valid dan tepat. 

Untuk memudahkan, pembahasan tersebut akan dibagi menjadi beberapa kategori yang berbeda, yaitu:

  • Website Traffic Metric
  • Engagement Metric
  • Conversion Metric

Adapun penjelasan dari kategori metric di atas adalah sebagai berikut:

Website Traffic Metric

Website traffic metric merupakan bagian dari metrik marketing yang berfokus pada performa dari lalu lintas website sebagai pusat aktivitas bisnis online yang dijalankan. Website Traffic Metric ini memiliki beberapa details, yaitu:

Overall Traffic

Overall traffic merupakan jumlah dari keseluruhan traffic sebuah website yang berasal dari kombinasi affiliate, organic traffic, direct traffic, paid search, dan lainnya. Untuk mengetahui metric ini, umumnya Anda bisa menggunakan tool digital marketing, seperti Google Analytics, Ubersuggest dan lainnya.

Channel Metric

Traffic yang masuk dalam website bisa berasal dari beberapa channel yang berbeda. Adapun beragam jenis channel yang menjadi sumber traffic diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Direct, yaitu traffic yang langsung mengarah ke website karena pengunjung mengetik URL website
  • Paid search, yaitu traffic yang berasal dari iklan yang dipasang pada mesin pencari Google
  • Affiliates, yaitu traffic yang berasal dari rekan afiliasi yang menggunakan kode unik
  • Others, yaitu traffic yang berasal dari sumber lain selain Google, terutama media sosial

Dengan pengecekan pada channel metric, nantinya Anda bisa mengetahui sumber traffic mana yang paling potensial. Juga, Anda bisa mengetahui channel yang perlu mendapatkan perbaikan.

New vs Returning Visitor

Secara umum, ada dua pembagian pengunjung website, yaitu pengunjung baru atau new dan pengunjung lama yang sudah pernah singgah atau returning visitor. Keduanya akan dibedakan dari historis kunjungan ke website.

Metric ini memiliki fungsi penting untuk memberikan gambaran tentang hasil upaya digital marketing sehingga bisa menambah pengunjung baru ataupun menarik pengunjung lama. 

Tentu, mendapatkan pengunjung baru adalah hal penting. Tetapi, pengunjung lama termasuk bukti jika pemasaran Anda berhasil.

Exit Rate

Exit rate adalah metric yang akan menunjukkan frekuensi visitor mengunjungi satu halaman dan halaman lain hingga meninggalkan website. 

Metric yang satu ini bisa memberikan gambaran tentang performa dari halaman website. Semakin tinggi exit rate, tentu performa halaman website perlu mendapatkan perhatian yang lebih.

Engagement Metric

Engagement metric adalah bagian dari digital marketing metric. Indikator ini bermanfaat untuk mengukur interaksi audiens dengan aktivitas digital marketing yang dijalankan. Metric ini juga memiliki beberapa bagian, yaitu:

Bounce Rate

Bounce rate adalah jenis conversion rate digital marketing untuk melihat persentase visitor yang meninggalkan website tanpa melakukan tindakan CTA apapun, seperti mengisi formulir atau melakukan pembelian. 

Jika rate ini tinggi, maka upaya untuk menggiring konsumen dan mendapatkan leads cenderung buruk.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa bounce rate bisa tinggi. Beberapa faktor tersebut di antaranya adalah konten tidak sesuai, kualitas tampilan website buruk, atau informasi kurang lengkap. 

Average Time on Page

Time on page merupakan sebuah metric yang menunjukkan durasi visitor berada di sebuah halaman website. 

Misalnya, ketika Anda membuat sebuah konten dan visitor membaca hingga usai, maka engagement yang dimiliki cenderung tinggi. 

Untuk meningkatkan average time on page, selain menyesuaikan konten, Anda juga perlu melakukan penyesuaian tampilan.

Pageviews Per Session

Page views per session merupakan jumlah rata-rata halaman yang dilihat visitor dalam suatu sesi kunjungan. 

Digital marketing conversion rate ini akan dihitung apabila ada visitor yang berkunjung ke website Anda serta tidak langsung keluar tetapi melihat halaman lainnya.

Semakin banyak halaman yang dikunjungi dalam satu waktu, maka semakin banyak page views per session yang didapatkan. 

Jika angka metric ini tinggi, artinya konten yang Anda buat bisa memenuhi kebutuhan visitor dengan baik.

Impression

Impression merupakan metric yang digunakan untuk mengukur total views dari konten yang dibuat. Dalam sebuah digital marketing, metric ini bisa ditemukan dalam semua channel marketing. Nah, dengan menggunakan impression, Anda bisa mengetahui berapa kali halaman dari hasil penelusuran Google yang dilihat oleh pengguna. 

Engagement rate

Engagement rate adalah metric yang digunakan untuk mengukur seberapa aktif visitor dengan konten yang sudah Anda sediakan. 

Metric ini bisa diterapkan dalam beragam platform digital marketing yang berbeda. Selain itu, engagement rate akan mengukur interaksi yang dilakukan audiens terhadap bisnis yang Anda kelola.

Conversion Metric

Bagian selanjutnya dari metric dalam digital marketing adalah conversion metric.  Nah, metric ini digunakan untuk melakukan pengukuran terkait banyaknya tindakan target konsumen yang sesuai dengan tujuan dari strategi bisnis yang diterapkan.

Secara umum, conversion artinya seberapa baik pancingan digital marketing Anda “dimakan” oleh audiens.

Beberapa bagian conversion metric yang perlu diperhatikan adalah:

Click Through Rate atau CTR

CTR merupakan rasio dari jumlah klik terhadap impression. Dengan menggunakan metric ini, maka Anda bisa mengukur persentase efektivitas konten digital yang Anda gunakan.

Cost Per Click atau CPC

CPC merupakan metric yang digunakan guna melakukan perhitungan pada biaya yang harus dikeluarkan atau dibayarkan pada setiap klik di iklan yang Anda gunakan. Tentu, besaran biaya tergantung dari strategi dan alat yang digunakan.

Kami sudah menyiapkan panduan dasar menjalankan strategi CPC bagi digital marketing bisnis Anda. Panduan tersebut bisa Anda jadikan pondasi beriklan pertama kalinya. 

Cost Per Lead atau CPL

CPL adalah biaya per leads atau setiap user yang potensial yang harus dibayarkan. Misalnya saja, ketika Anda memiliki anggaran Rp 100.000 untuk sebuah iklan dan mendapatkan 50 leads, maka CPL yang harus dikeluarkan adalah Rp 2.000.

Conversion Rate

Conversion rate adalah metrik landing page. Konversi ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari landing page dalam menunjang strategi digital marketing yang digunakan. 

Metric ini dihitung dari jumlah pengunjung yang mengklik CTA, melakukan pembelian atau lainnya.

Untuk meningkatkan conversion rate, Anda bisa memaksimalkan CTA dengan menggunakan kalimat yang lebih persuasif.

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa membaca rangkuman detail KiriminAja yang membahas CTA dari definisi hingga praktiknya.

Anda cukup klik tautan di atas untuk diarahkan ke rangkuman detail soal CTA tersebut. Pahami uraiannya dan mulai praktikkan dengan conversion rate.

Ada banyak cara kreatif menaikkan conversion rate blog agar Anda bisa menaikkan CTA. Tentu saja, Anda harus mengetahui insight konsumen dan brand awareness untuk dikombinasikan dengan praktik digital marketing.  

Setelah itu, Anda juga bisa memantau rate tersebut dengan conversion tracking yang akan menunjukkan perubahan dari tingkat konversi.

Selain beberapa metric dalam digital metric sebagaimana yang disebutkan di atas, sebenarnya masih ada revenue metric. Metric ini terdiri dari customer acquisition cost, return on ad spend dan return on investment.

Memahami Conversion Artinya Mengidentifikasi Marketing Anda di Mata Konsumen

Dengan memahami berbagai indikator konversi di atas, Anda bisa mengukur, mengidentifikasi, dan mengevaluasi kemampuan digital marketing bisnis. 

Tujuan utamanya adalah agar Anda bisa berkomunikasi secara efektif dan tepat sasaran ke konsumen. Sehingga konsumen bisa melakukan tindakan seperti target Anda.

Nah, demikian beberapa ulasan tentang digital marketing metric yang perlu Anda ketahui. 

Sekali lagi, dengan memahami beragam metrik conversion artinya Anda bisa melakukan analisis untuk kemudian menerapkan strategi marketing digital yang tepat.

Bagikan
Tweet
Undang

Related Posts

Tags
No tags.
Ruth
Blog Author
Call to action

Udah tenang, kirim paketmu dengan KiriminAja sekarang! #Bisnisjaditenang

Semua bisa mulai kirim paket tanpa ribet. Jadikan pengalaman pengiriman paket lebih mudah dengan KiriminAja.